;

Abstrak


Studi komparasi antara model pembelajaran kooperatif jigsaw dan student teams achievement divisions (STAD) pada materi logika matematika terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari motivasi belajar siswa sma di kota Kudus


Oleh :
Srihono - S850208025 - Sekolah Pascasarjana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif STAD; (2) Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa yang mempunyai tingkat motivasi berbeda-beda; dan (3) Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan STAD dengan motivasi belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan desain faktorial 2 x 3. Populasi penelitian adalah siswa SMA di kota Kudus kelas X semester Genap tahun pelajaran 2008/2009. Teknik pengambilan sample penelitian adalah Stratified Random Sampling dengan sampel adalah siswa SMA 1 Mejobo, SMA 1 Bae dan SMA 2 Bae Kudus semester genap tahun pelajaran 2008/2009 pada bulan Pebruari sampai dengan bulan April 2009 yang diambil dua kelas dari masing-masing sekolah tersebut secara random. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah angket motivasi dan tes prestasi belajar matematika dengan materi logika matematika dalam bentuk pilihan ganda. Sebelum angket motivasi dan tes prestasi digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen pada SMA Muhammadiyah Kudus. Pada uji coba tes prestasi belajar matematika pada materi logika matematika, diuji tentang validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya beda. Sedangkan uji coba instrumen angket motivasi, diuji tentang validitas dan reliabilitas. Hasil uji coba instrumen diperoleh nilai uji reliabilitas dengan metode KR-20 pada tes prestasi belajar adalah 0,81 dan nilai uji reliabilitas dengan metode Alpha pada angket motivasi adalah 0,71. Pengujian hipotesis menggunakan Anava dua jalan dengan frekuensi sel tak sama, dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05. Sebelum dilakukan uji Anava, dilakukan uji prasyarat analisis yaitu: uji keseimbangan menggunakan uji rerata t, uji normalitas menggunakan uji Lilliefors dan uji homogenitas menggunakan uji Bartlett. Hasil uji prasyarat antara siswa pada model Jigsaw dan STAD adalah seimbang, sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan sampel berasal dari populasi yang homogen. Hasil analisis pada Anava dua jalan dengan frekuensi sel tak sama menunjukkan : (1) Tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika antara model pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan model pembelajaran kooperatif STAD (Fa = 2,66 dengan nilai Ftabel = 3,84); (2) Siswa dengan motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah, mempunyai prestasi belajar matematika yang berbeda secara signifikan (Fb = 38,46 dengan nilai Ftabel = 3,00). Berdasarkan uji komparasi ganda, perbedaan tersebut adalah siswa dengan motivasi belajar tinggi memiliki prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan motivasi belajar sedang atau rendah, siswa dengan motivasi belajar sedang, memiliki prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan motivasi belajar rendah (F.1-.2 = 63,49 ; F.1-.3 =9,93 ; F.2-.3 = 34,24 dengan nilai Ftabel = 6,00); (3) Tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa pada setiap tingkat motivasi belajar untuk masing-masing model pembelajaran atau tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa pada setiap model pembelajaran untuk masing-masing tingkat motivasi belajar (Fab = 0,48 dengan nilai Ftabel = 3,00).