Abstrak


Partisipasi masyarakat dalam tradisi bersih desa (studi kasus di kampung Bibis Kulon, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta)


Oleh :
Resty Adhitia - K8405030 - Fak. KIP

ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk mengetahui alasan warga masyarakat Kampung Bibis Kulon mempertahankan tradisi bersih desa (2) Untuk mengetahui wujud partisipasi masyarakat Kampung Bibis Kulon, Kelurahan Gilingan, Surakarta dalam tradisi bersih desa (3) Untuk mengetahui dampak tradisi bersih desa bagi kehidupan masyarakat di Kampung Bibis Kulon, Kelurahan Gilingan, Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan studi kasus tunggal terpancang. Sumber data dari informan, tempat dan peristiwa, serta dokumen dan arsip. Teknik cuplikan menggunakan purposive sampling dengan snowball sampling. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi langsung dan dokumen. Untuk mencari validitas data menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan (1) Alasan masyarakat tetap melestarikan tradisi bersih desa adalah karena Pertama tradisi bersih desa merupakan warisan dari nenek-moyang sehingga wajib dilestarikan, yang dikenal dengan istilah nguri-uri budaya Jawi. Kedua yaitu, sebagai media antara manusia dan Tuhan dalam rangka mengucapkan terimakasih atas berkah yang diberikan selama satu tahun, berupa kesehatan, keselamatan, dan rezeki. Ketiga adalah mengambarkan suatu pengharapan, agar kehidupan jauh lebih baik dengan berkah yang diterima, yang dikenal dengan istilah ngalap berkah, sehingga tidak mendapatkan bala’ (2) Bentuk partisipasi masyarakat dalam menyelenggarakan tradisi bersih desa ada tiga macam. Pertama adalah berbentuk materi, berupa uang dan berupa barang. Kedua adalah berupa fisik atau tenaga. Bentuk partisipasi yang Ketiga adalah keterlibatan secara mental dan emosional, (3) Dampak tradisi bersih desa bagi masyarakat ada dua, yaitu Pertama bersifat positif di mana masyarakat hidup saling tolong-menolong, dan menerapkan prinsip kekeluargaan dengan cara musyawarah. Kedua bersifat negatif dari tradisi bersih desa ada dua yaitu kepercayaan, di mana masyarakat Kampung Bibis Kulon, mempercayai suatu kekuatan yang melebihi kekuatan manusia, selain Tuhan Yang Maha Esa, yaitu dhanyang yang dipercayai sebagai roh nenek-moyang yang diposisikan sebagai roh pelindung. Selain itu dampak negatifnya adalah terjadi pemborosan, mengingat biaya yang dikeluarkan setiap tahun tidaklah sedikit. ABSTRACT : This research is aimed for: 1) Knowing the reasons why people of Bibis Kulon conserving the tradition of village cleaning, 2) knowing the forms of participation of the society of Bibis Kulon, Gilingan, Surakarta in the tradition of village clening, 3) knowing the impacts of the tradition of village cleaning in the life of the people of Bibis Kulon, Gilingan, Banjarsari, Surakarta. This research employs qualitative approach methods with a single case study. The sources of data are informant, place and events, including documents and files. The data are taken by using purposive sampling of snowball sampling. The data collections are done by using interview, direct observations and documentations. The research applies interactive analysis model to analyze the data. Based on the research, it can be drawn the following conclutions : 1) The reasons why people keep conserving the tradition of village cleaning are: First, the tradition of village cleaning is the heritage of the forebears that is obligatory to be conserved, it is called as nguri-uri budaya jawi (conserving Javanese culture); Second, as a media between humans and God in order to express their gratitude for the blessings given within the whole year in the forms of health, safety, and endowment. Third, it describes a hope for a better life upon the blessing, it is called as ngalap berkah (chasing the blessings), in order to avoid bala’. 2) There three kinds of forms of participation of the society in holding the tradition of village cleaning. They are : First, it is in the form of material : money and goods. Second, it is in the forms of physics or energy. Third form is the mental and emotional involvement. 3) There are both positive and negative impacts of the tradition of village cleaning. The positive impacts is in a way people live by helping each other and appliying the togetherness principle through dialogue. There are two negative impacts of the tradition. The first is the belief upon a powerful spirit instead of God, it is Dhanyang which is believed as the ancestor spirit that functions as the protector. The second is the economic issue, it takes big budget every year.