;

Abstrak


Hubungan kadar laktat darah dan skor pelod (pediatric logistic organ dysfunction) terhadap mortalitas pasien di picu rsud Dr. Moewardi Surakarta


Oleh :
Aisyah - S5906003 - Sekolah Pascasarjana

Latar belakang: Sindrom disfungsi multi organ umum dijumpai di PICU dan meningkatkan mortalitas pasien. Penanda laboratorium atau fisiologis organ diperlukan untuk mendeskripsikan adanya disfungsi organ. Skor PELOD mendeskripsikan beratnya sindrom disfungsi multi organ pada anak. Peningkatan kadar laktat darah yang terjadi pada hipoperfusi jaringan secara tidak langsung menunjukkan keseluruhan beratnya disfungsi organ. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan kadar laktat darah dengan skor PELOD dan hubungan keduanya dengan mortalitas. Metoda: Penelitian kohort di PICU RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan April-Juni 2009 dan Oktober-Desember 2009 dengan 90 sampel. Pada 6 jam pertama pasien menjalani pemeriksaan kadar laktat darah dan 10 macam pemeriksaan yang tercakup dalam skor PELOD. Pasien mendapat perawatan sesuai standar pelayanan di PICU, kemudian dicatat keadaan saat keluar (hidup atau meninggal). Hubungan antara kadar laktat darah, skor PELOD dan mortalitas dianalisis dengan regresi logistik berganda. Hasil: Data penelitian menunjukkan kasus bedah sebanyak 57,8 % dan kasus non bedah sebanyak 42,2 %. Kadar laktat darah 3,2 mmol/L memiliki hubungan yang bermakna dengan mortalitas (τ 0,5; p < 0,001). Skor PELOD > 0 memiliki hubungan bermakna dengan mortalitas (τ 0,8; p < 0,001). Regresi linier kadar laktat darah dengan skor PELOD diperoleh nilai R2 0,32. Regresi logistik berganda kadar laktat darah dengan mortalitas OR 1,62 (p 0,433). Regresi logistik berganda skor PELOD dengan mortalitas OR 19,34 (p < 0,001). Simpulan: Kadar laktat darah dan skor PELOD dapat digunakan sebagai prediktor mortalitas pasien di PICU. Kata Kunci: PICU, skor PELOD, kadar laktat darah, mortalitas