Abstrak
Kesantunan berbahasa jawa para kuli panggul di Pasar Legi Surakarta (suatu kajian pragmatik)
Oleh :
Wiji Nurkayati - C0106058 - Fak. Sastra dan Seni Rupa
Abstrak
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) bagaimanakah wujud kesantunan berbahasa Jawa para kuli panggul di Pasar Legi Surakarta? (2) bagaimanakah prinsip kerja sama yang dilakukan oleh kuli panggul di Pasar Legi Surakarta? (3) bagaimanakah daya pragmatik tindak tutur bahasa Jawa para kuli panggul di Pasar Legi Surakarta?
Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan wujud kesantunan berbahasa Jawa para kuli panggul di Pasar Legi Surakarta. (2) mendeskripsikan prinsip kerja sama yang dilakukan oleh kuli panggul di Pasar Legi Surakarta. (3) mendeskripsikan daya pragmatik tindak tutur bahasa Jawa para kuli panggul di Pasar Legi Surakarta.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa data lisan yaitu tuturan bahasa Jawa yang digunakan kuli panggul di Pasar Legi Surakarta, dan sumber data lisan berasal dari informan. Populasi penelitian mencakup semua tuturan bahasa Jawa oleh kuli panggul di Pasar Legi Surakarta yang mengandung prinsip kesantunan, prinsip kerja sama, dan daya pragmatik. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah metode padan pragmatik dengan penentunya penutur dan mitratutur.
Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal: (1) ditemukan penerapan keenam wujud prinsip kesantunan berbahasa Jawa yang dilakukan oleh kuli panggul di Pasar Legi yakni maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penerimaan, maksim kerendahan hati, maksim kesetujuan, dan maksim kesimpatian, selain itu ditemukan pelanggaran terhadap maksim penerimaan dan maksim kesetujuan. (2) penerapan prinsip kerja sama yang dilakukan oleh KP di Pasar Legi Surakarta meliputi empat maksim yakni maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi dan maksim cara. Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan ditemukan penerapan keempat maksim tersebut dan pelanggaran terhadap maksim kuantitas. (3) analisis daya pragmatik tindak tutur bahasa Jawa yang dilakukan oleh KP di Pasar Legi Surakarta dianalisis dengan menggunakan tiga kategori tindak tutur, yakni kategori tindak tutur menurut Austin, kategori tindak tutur menurut Searle, dan kategori tindak tutur menurut Wijana. Dari pengamatan di lapangan ditemukan adanya penerapan tindak tutur dari ketiga kategori di atas. Namun untuk tindak tutur lokusi (kategori Austin), dan tindak tutur langsung (kategori Wijana) tidak menggambarkan adanya daya pragmatik sebuah tuturan, karena makna tuturan tersebut sama dengan makna kata-kata yang menyusunnya.