Abstrak


Kajian konsentrasi iba terhadap pertumbuhan eksplan kotiledon dan pucuk tanaman pranajiwa (sterculia foetida l.) secara in vitro


Oleh :
Setyawati Gita Puspita - H0105028 - Fak. Pertanian

ABSTRAK Pranajiwa merupakan salah satu tanaman yang dapat dikembangkan sebagai baku baku biofuel (bio-etanol, bio-diessel dan bio-oil). Tanaman Pranajiwa kebanyakan hidup di areal pemakaman. Di Indonesia belum pernah dijumpai budidaya pranajiwa secara intensif. Melihat potensi yang ada pada tanaman pranajiwa maka perlu adanya teknik budidaya yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangannya agar tanaman ini tidak mengalami kepunahan. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengatasinya dengan metode kultur jaringan. Penggunaan macam eksplan dan zat pengatur tumbuh pada konsentrasi yang tepat merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam kultur jaringan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi IBA yang tepat untuk pertumbuhan eksplan tanaman pranajiwa (S. foetida L.) secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2009 di Laboratorium Fisiologi dan Bioteknologi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif 2 faktor perlakuan dengan 5 ulangan. Faktor pertama adalah macam eksplan, yaitu : eksplan kotiledon (E1) dan eksplan pucuk (E2). Faktor kedua adalah konsentrasi IBA, yaitu : 0 ppm (I0), 0,5 ppm (I1), 1 ppm (I2), dan 1,5 ppm (I3). Pada setiap kombinasi perlakuan ditambahkan BAP sebanyak 2 ppm. Variabel pengamatan meliputi saat muncul kalus, jumlah tunas, jumlah daun serta panjang daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi IBA yang memberikan hasil optimal adalah konsentrasi 1,5 ppm + BAP 2 ppm pada eksplan pucuk. Saat muncul kalus tercepat pada konsentrasi IBA 0 ppm + BAP 2 ppm. Pada konsentrasi 0 ppm, 0,5 ppm, dan 1 ppm memberikan kecenderungan jumlah tunas yang sama. Konsentrasi IBA 0 ppm + BAP 2 ppm merupakan konsentrasi yang memberikan jumlah daun tertinggi. Konsentrasi IBA 1 ppm + BAP 2 ppm cenderung memberikan hasil optimal pada panjang daun. ABSTRACT Pranajiwa is one of culturable trees as staple supplies of biofuel (bio-etanol, bio-diesel and bio-oil). Pranajiwa tree live majority at grave. There is no intensive culture for pranajiwa in Indonesia. Due to its potension, suitable culture tehcnique for growth and development of pranajiwa is needed in order to avoid extinction. One of methods to overcome is tissue culture. Used of kinds of explant and growth regulator at exact concentration are success keys in tissue culture. The aim of this research is to get exact IBA concentration for cotiledone and shoot explant growth of pranajiwa tree (S. foetida L.) in vitro. The research was conducted on February until June 2009 in Physiology and Biotechnology Laboratory Agriculture Faculty Sebelas Maret University. This research used descriptive analyze methode in 2 treatment factors with 5 repetition. The first factor was kind of explant consist of cotiledone explant (E1) and shoot explant (E2). The second factor was IBA concentration, consist of 0 ppm (I0); 0.5 ppm (I1); 1 ppm (I2) and 1.5 ppm (I3). Every treatment added by 2 ppm of BAP. Research variable were callus emergence moment, plantlet emergence moment, number of shoot, number of leaf and length of leaf. Research result shows that IBA at concentration 1.5 ppm + BAP 2 ppm serves the optimum at shoot explant. The fastest emergence timing of callus was at concentration of IBA 0 ppm + BAP 2 ppm. Concentration of 0.5 ppm, 1 ppm and 1.5 ppm serve same shoot number tendency. IBA concentration of 0 ppm + BAP 2 ppm serves the highest for number of leaf. BAP concentration