Abstrak


Galatama 1979 – 1994 (perkembangan sepak bola non amatir di Indonesia)


Oleh :
Erik Destiawan - C0502011 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Apa yang melatarbelakangi kompetisi sepak bola non-amatir Galatama oleh PSSI? (2) Bagaimana proses berlangsungnya kompetisi Galatama dan aspek apa saja yang mempengaruhi selama musim kompetisi Galatama? (3) Apa pengaruh Galatama dalam sepak bola nasional Indonesia? (4) Faktor apa saja yang menyebabkan kompetisi sepak bola non-amatir Galatama dibubarkan oleh PSSI? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan tahapan:Pertama, Heuristik, yaitu tahap pengumpulan sumber dokumen; kedua, kritik sumber/kritik sejarah, adalah menilai atau mengkritik sumber itu, baik itu ekstern maupun intern; ketiga, interpretasi, yaitu penafsiran sumber yang dapat dipercaya; keempat, historiografi, adalah penulisan sejarah sebagai suatu kisah Hasil penelitian menggambarkan bahwa Galatama merupakan proses perkembangan sistem manajemen dan kompetisi dalam sepak bola Indonesia pada tahun 1979 -1994 sebagai terobosan bagi PSSI untuk dapat kembali berprestasi di ajang internasional. Galatama telah menggelar 13 kompetisi reguler selama 15 tahun. Eksistensi klub-klub Galatama banyak dipengaruhi kondisi finansial klub atau perusahaan yang menaungi. Kasus suap juga melanda banyak klub Galatama, sehingga membuat beberapa pemain dikenakan sanksi dari PSSI. Sebagai bagian dari PSSI, Galatama memikul kewajiban dalam membina sepak bola Indonesia. Selain melalui sistem kompetisi reguler, pembibitan pemain dari usia dini dan menjadikan klub sebagai pembangkit kemajuan sepak bola merupakan agenda utama pembinaan di Galatama. Galatama turut membantu meningkatkan kesejahteraan pemain sepak bola. Galatama memberikan bayaran dalam bentuk gaji dalam jumlah yang lebih besar daripada Perserikatan. Terkait pencapaian prestasi PSSI di ajang internasional, Galatama senantiasa menyumbangkan pemain-pemain terbaik di tim nasonal. Klub juara Galatama berperan sebagai wakil PSSI di kejuaraan Asia. Beban biaya kompetisi dan pengelolaan klub yang besar membuat satu persatu klub Galatama bubar. Jumlah penonton yang sedikit menambah klub semakin sulit bertahan dalam kompetisi. Untuk menjaga eksistensi klub Galatama agar tetap bertahan ditengah kondisi keuangan yang sulit, PSSI melebur Galatama dan Perserikatan kedalam wadah baru bernama Liga Indonesia pada tahun 1994.