Abstrak
Persepsi publik terhadap positioning the body shop
Oleh :
Rorie Asyari - D0205120 - Fak. ISIP
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi internal The Body
Shop terhadap brand positioning-nya, sekaligus mengetahui bagaimana publik
mempersepsi positioning tersebut. Perlu dipahami, bahwa kesuksesan strategi
brand positioning sangat bergantung pada persepsi publik. Maka dari itu,
indikator utama kesuksesan strategi positioning adalah apabila publik
mempersepsi positioning suatu merek sama dengan strategi positioning merek
tersebut.
Penelitian ini berupa studi kasus, dan mengambil lokasi penelitian di
The Body Shop Indonesia, Bintaro Jaya Central Business District, tepatnya di Jl.
Prof. Dr. Satrio Blok A3 No.5 Tangerang. Data yang digunakan merupakan
sumber tertulis dan wawancara dengan tehnik indept interview. Wawancara
tersebut melibatkan empat kelompok informan, yaitu pihak internal The Body
Shop Indonesia ; Media (Managing Editor majalah fashion, kecantikan, dan gaya
hidup premium) – Harper’s Bazaar, Elle, dan Dewi ; Saluran Distribusi (Leasing /
Promotions / Marketing Communications Manager mal premium) – Pondok Indah
Mall, Grand Indonesia, Plaza Senayan ; Konsumen (member The Body Shop
People dan non member).
Dari data yang terkumpul dan analisa yang disusun, diperoleh
kesimpulan bahwa strategi positioning The Body Shop, baik internasional maupun
di Indonesia, adalah masstige. Masstige merupakan suatu istilah permerekan baru
dan belum populer, dimana merek diposisikan di antara tingkatan massal dan
premium. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya pihak media saja yang
mampu mempersepsi The Body Shop sesuai dengan strategi perusahaan, yaitu
sebagai masstige brand. Sedangkan pihak konsumen mempersepsinya justru
sebagai merek premium, bahkan pihak saluran distribusi masih menganggap The
Body Shop sebagai merek massal. Sehingga dapat disimpulkan pula, terjadi
pergeseran persepsi pada kelompok saluran distribusi dan konsumen terhadap
positioning The Body Shop. Perbedaan persepsi konsumen dan saluran distribusi
dengan persepsi yang dibangun perusahaan terhadap The Body Shop biasa disebut
positioning error.
Persepsi Media tersebut utamanya disebabkan oleh faktor harga, lokasi,
dan values yang dimiliki The Body Shop. Sedangkan konsumen justru
menganggap merek ini premium, disebabkan oleh dua faktor utama yaitu harga
The Body Shop yang di atas merek massal dan lokasi penjualannya yang
premium. Sementara persepsi pihak saluran distribusi disebabkan oleh harga
produk The Body Shop yang menurut mereka terjangkau serta kecenderungan
merek ini menjadi daily need.
Bagaimanapun, ketidaksesuaian persepsi akan positioning (positioning
error) ini berpotensi menghambat kesuksesan strategi positioning yang diterapkan
The Body Shop. Sehingga, perusahaan selayaknya memberi perhatian khusus
pada permasalahan tersebut.