Abstrak


Dampak perusahaan serat nanas Mojogedang terhadap perubahan sosial ekonomi masyarakat tahun 1922-1937


Oleh :
Adhi Agus Wijayanto - C0505001 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang perkembangan kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar perusahaan serat nanas Mojogedang pada masa Mangkunegoro VII. Permasalahan penelitian ini antara lain faktor-faktor apa saja yang mendorong Praja Mangkunegaran mendirikan pabrik serat nanas Mojogedang, bagaimana perkembangan produktifitas pabrik serat Mojogedang dan dampak apakah yang timbul dari perusahaan serat nanas Mojogedang terhadap masyarakat. Penelitian ini memakai metode penelitian sejarah, dimulai dengan tahap heuristik yaitu teknik pengumpulan data. Data yang diperoleh selanjutnya dikritik secara intern dan ekstern dengan dipadukan studi pustaka sehingga menghasilkan fakta-fakta historis. Fakta ini lalu dianalisis dan disusun dalam sebuah historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkebunan serat nanas mulai dikembangkan pada masa pemerintahan Mangkunegoro VII (1916 – 1946). Pada awalnya tanaman serat nanas memanfaatkan lahan milik pekebunan kopi Kerjogadungan yang kurang produktif. Tujuan utama didirikannya pabrik serat nanas adalah upaya Mangkunegoro VII dalam peningkatan ekonomi Praja Mangkunegaran. Pada awal mulanya produktifitas serat nanas mengalami pasang-surut akibat dari belum dikenalnya budidaya serat nanas. Adanya pabrik membuat kehidupan masyarakat Mojogedang mulai mengenal uang dan mulai dilakukan pembangunan desa seperti jembatan, jalan, sekolah desa, bank, pasar, dan transportasi kereta api di desa Mojogedang. Kesimpulan yang dapat diambil adalah dengan berdirinya perusahaan serat nanas Mojogedang maka membawa dampak yang cukup besar terhadap perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar. Uang mulai berkembang pada kehidupan masyarakat. Hal tersebut tampak dengan berkembangnya pasar serta bank desa sebagai sarana perkembangan perekonomian masyarakat pedesaan. Secara luas perusahaan serat nanas Mojogedang menimbulkan perbedaan stratifikasi antara buruh dengan kalangan pemilik modal.