Abstrak
Aspek penokohan dalam cerita bersambung “ledhek kethek” karya sugeng wiyadi (suatu tinjauan psikologi sastra)
Oleh :
Favorita Kurwidaria - C0105023 - Fak. Sastra dan Seni Rupa
ABSTRAK
Latar belakang dari penelitian ini adalah : Cerbung Jawa merupakan hasil karya pengarang Jawa modern yang telah menjadi salah satu genre sastra dalam khasanah kesusastraan Jawa baru, Adanya perubahan karakter pada masing-masing tokoh menarik untuk diteliti, melalui pendekatan psikologi sastra dapat mengungkapkan proses kejiwaan para tokohnya sehingga dapat diperoleh nilai dan makna secara keseluruhan.
Masalah yang dibahas dalam penelitian cerbung ini antara lain struktur yang membangun pada cerbung karya Sugeng Wiyadi yang berjudul Ledhek Kethek yang meliputi : tema, alur, penokohan, latar, dan amanat. Dinamika dan proses kejiwaan para tokoh dalam cerbung Ledhek Kethek. Makna dan Nilai yang terkandung dalam cerita bersambung Ledhek Kethek.
Penelitian ini bertujuan : mendeskripsikan struktur yang membangun dari cerbung karya Sugeng Wiyadi, mendeskripsikan aspek psikologi sastra cerbung karya Sugeng Wiyadi yang di dalamnya terkandung proses kejiwaan para tokoh-tokohnya, mendeskripsikan makna dan nilai cerbung dalam kehidupan yang terkandung dalam cerbung Ledhek Kethek.
Manfaat yang dicapai dalam penelitian terdiri dari dua hal, yaitu manfaat secara teoritis dengan harapan dapat memperkaya ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang studi karya sastra Jawa. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya, serta dapat digunakan sebagai pengetahuan masyarakat dalam memahami perubahan, kontradiksi dan penyimpangan-penyimpangan lain yang terjadi dalam masyarakat khususnya dalam kaitannya dengan psike.
Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan struktural dan pendekatan psikologi sastra. Pendekatan struktural diambil karena cerbung merupakan bentuk karya sastra yang di dalamnya mengandung unsur-unsur pembangun seperti tema, alur, penokohan, latar, dan amanat. Pendekatan psikologi sastra digunakan untuk mengetahui unsur ekstrinsik dari cerbung tersebut yaitu kondisi kejiwaan para tokohnya
Bentuk penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata dalam kalimat. Sumber data dari penelitian ini adalah cerita bersambung dengan judul Ledhek Kethek karya Sugeng Wiyadi yang dimuat dalam harian Suara Merdeka tanggal 1 sampai 24 Oktober 2004. Adapun data yang dipakai dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primernya yaitu unsur-unsur intrinsik serta aspek psikologi sastra dalam teks cerita bersambung Ledhek Kethek karya Sugeng Wiyadi. Data sekunder dalam penelitian berupa buku-buku referensi yang menunjang, hasil wawancara serta biografi dari pengarang.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari penelitian ini adalah dengan menggunakan studi pustaka yaitu mengumpulkan data-data dari sumber tertulis. Wawancara digunakan untuk mengetahui biografi pengarang. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan teknik analisis interaktif yang berpijak pada empat tahap, yaitu : Deskripsi data, Analisis data, Interpretasi data, Evaluasi data.
Analisis dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa cerbung karya Sugeng Wiyadi yang berjudul Ledhek Kethek memiliki unsur-unsur pembangun seperti tema, alur, penokohan, latar, serta amanat yang saling terkait secara utuh. Kedua, cerbung tersebut secara ekstrinsik mengungkapkan tentang kondisi / proses kejiwaan dari para tokohnya yang terdiri dari id, ego serta super ego. Tokoh Bandhot merupakan tokoh yang pada awalnya memiliki kondisi kejiwaan yang ideal antara id, ego, dan super ego, demikian pula dengan tokoh Bandiyem. Namun setelah bertemu dengan Bandhit, mantan pekerja sirkus kota yang baru pulang ke desa, banyak memberi perubahan dan perkembangan pada karakter Bandhot. Pada awalnya mereka dapat bekerja sama mendirikan sirkus Ledhek Kethek, namun lama kelamaan Bandhit yang merasa iri dengan Bandhot yang memiliki kehidupan yang jauh dari problematika, membuatnya tega merebut Bandiyem, istri Bandhot. Bandiyem yang semula mencintai Bandhot, karena keresahannya belum memiliki keturunan menjadi rela diperistri Bandhit. Tetapi pada akhirnya semua berakhir dengan fatal, yaitu Bandhot menjadi gila, Bandiyem menderita karena menyesali perbuatannya dan Bandhit pun semakin menderita karena tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Ketiga, lingkungan mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan/pembentukan karakter individu, yaitu dalam pembentukan super ego. Lingkungan sosial (hubungan individu) juga berpengaruh terhadap perubahan karakter masing-masing tokoh, terutama sebagai pemberi stimulus eksternal. Keempat, secara umum melalui analisis psikologi sastra, dapat diketahui makna dan nilai cerbung secara keseluruhan dalam kehidupan, yaitu seseorang perlu berhati-hati dalam kehidupan (menjalin hubungan dengan orang lain), selain itu juga mengisyaratkan pentingnya menjaga kondisi yang ideal antara id, ego dan super ego, sehingga individu tetap dapat memenuhi kebutuhannya tanpa harus meninggalkan/ melanggar norma yang ada dalam masyarakat.