Abstrak


Hubungan antara keaktifan kader kesehatan dengan pengembangan program desa siaga di kecamatan masaran kabupaten Sragen


Oleh :
Arva Rochmawati - R0106017 - Fak. Kedokteran

ABSTRAK Latar Belakang : Kegiatan desa siaga pada seluruh kota atau kabupaten di Indonesia, mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang mentargetkan 80 % desa siaga telah aktif pada tahun 2015. Kabupaten Sragen mempunyai 20 kecamatan dan 208 desa. 80 desa diantaranya sudah menjadi desa siaga (38,5 %), salah satunya yaitu di kecamatan Masaran. Angka Kematian Ibu di Masaran telah mencapai 0/ 100.000 kelahiran hidup. Hal tersebut mendorong kecamatan Masaran untuk memelihara dan meningkatkan program desa siaga. Pelaksanaan pengembangan program desa siaga memerlukan kerjasama beberapa pihak terkait, salah satunya yaitu kader kesehatan. Tujuan Penelitian : untuk mengetahui adanya hubungan antara keaktifan kader kesehatan dengan pengembangan program desa siaga. Metode Penelitan : Observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan teknik non random jenis purposive sampling. Subjek penelitian 95 kader kesehatan yang berada di dua desa yaitu desa Masaran dan desa Krebet dengan alat ukur kuesioner dan wawancara mendalam, sedangkan lembar observasi diisi oleh 2 bidan desa, 1 ibu kepala desa, 1 asisten bidan dan data yang diperoleh telah memenuhi syarat untuk uji analisis statistik Chi-Square. Hasil Penelitian : Dari 95 responden menunjukkan bahwa total kader kesehatan yang aktif yaitu 44,20%, 35,80 % diantaranya berada pada desa siaga tahap purnama. Sedangkan dari 55,80 % kader kesehatan yang tidak aktif, 41,70 % diantaranya berada di desa siaga tahap pratama. Hasil uji statistik adalah π = 0,000 dengan signifikansi 0,000 (P < 0,05). Berdasarkan hasil wawancara mendalam menunjukkan ketidakaktifan kader kesehatan dalam menjalankan tugasnya dikarenakan belum adanya pengelolaan dana sehat di dalam masyarakat. Kesimpulan : terdapat hubungan yang sangat signifikan antara keaktifan kader kesehatan dengan pengembangan program desa siaga. Kata Kunci : Keaktifan, Kader Kesehatan, Desa siaga ABSTRACT Background: Activity standby village in the whole city or district in Indonesia, referring to the Minimum Service Standards (MSS), which is targeting 80% of villages have been active standby in 2015. Sragen Regency has 20 districts and 208 villages. 80 villages including the village has become the standby (38.5%), one of them is in the district Masaran. Maternal Mortality in Masaran has reached 0 / 100 000 live births. It is encouraging districts to maintain and enhance Masaran alert village program. Implementation of development cooperation programs require standby village several related parties, one of the health cadres. Objective: to investigate the relationship between the liveliness of health cadres in the village of program development mode. Research Method: Observational cross sectional analytic approach, with non random type of purposive sampling. Research subjects were 95 health cadres in two villages, Masaran village and Krebet village with questionnaire measuring devices and in-depth interviews, while the observation sheets filled out by two midwives, one mother village chief, one assistant midwife and the data obtained are qualified to test Chi-Square statistical analysis. Results: the 95 respondents indicated that the total health of an active cadre of 44.20%, 35.80% of whom are on standby village full moon phase. While 55.80% of the health cadres who are not active, 41.70% of them are in pratama stage standby village. The statistical result is π = 0.000 with significance of 0.000 (P <0.05). Based on the results of in-depth interviews showed the inactivity of health cadres in carrying out their duties due to the unavailability of funds management in the community healthy. Conclusion: There was a significant relationship between health cadres activity with the standby village program development mode. Keywords: Activity, Health Cadre, Standby Village