Abstrak


Pembuatan ekstraktor distilator dengan memanfaatkan barang bekas dan limbah industri kayu untuk pengambilan minyak atsiri


Oleh :
Natalia Winanti Putri - I8307030 - Fak. Teknik

INTISARI Perkembangan teknologi yang semakin maju dan canggih membuat banyaknya peralatan proses semakin mahal.Alat untuk pengambilan minyak atsiri ini merupakan rekayasa dari peralatan yang telah ada dan diharapkan dapat menghasilkan minyak atsiri dengan kualitas yang bernilai ekonomi tinggi dengan biaya yang lebih murah. Tujuan dari tugas akhir ini adalah merancang alat dengan memanfaatkan barang bekas dan limbah industri kayu untuk pengambilan minyak atsiri serta mengetahui hasil minyak atsiri yang terbaik dengan variasi tinggi angsang. Alat ini dirancang meliputi tangki ekstraksi distilasi berkapasitas 30 L air penyuling dan 46,98 L bahan, berbentuk silinder vertikal dengan dimensi: tinggi 43 cm, diameter 51 cm. Kondenser berkapasitas 157,96 L berbentuk silinder vertikal dengan dimensi: tinggi 77 cm, diameter 51 cm. Tangki penampung air untuk sirkulasi air pendingin berbentuk silinder vertikal dengan dimensi: tinggi 86,5 cm, diameter 57 cm. Pada prosesnya tangki ekstraksi distilasi diisi dengan air dan daun kayu putih diletakkan pada angsang sebanyak 5 kg dengan variasi tinggi angsang. Air dupanaskan dengan tungku yang berisi serbuk kayu sampai mendidih. Uap yang dihasilkan akan kontak dan mengekstrak daun kayu putih kemudian menguap bersama minyak kayu putih. Uap didinginkan dalam pipa kondenser sehingga terbentuk distilat. Distilat terdiri dari dua lapisan, lapisan atas berupa minyak dan lapisan bawah berupa air. Minyak kayu putih yang dihasilkan dengan variasi tinggi angsang kemudian dianalisa berat jenisnya. Dari hasil analisa menunjukkan bahwa minyak kayu putih terbaik dihasilkan pada percobaan 3 dengan tinggi angsang 20 cm dari dasar tangki atau 5 cm dari permukaan air penyuling. Kandungan minyak yang dihasilkan lebih besar daripada percobaan lain yaitu 0,7264 %. Dilihat dari hasil analisa minyak kayu putih yang dihasilkan sudah memenuhi SNI (Standar Nasional Indonesia) maka alat ini sudah dapat digunakan dengan ketinggian angsang 5 cm dari permukaan air penyuling. ABSTRACT The development of increasingly advanced technology and sophisticated to make equipment more expensive. Process equipment for making this essential oil is engineered from existing equipment and is expected to produce the quality of essential oil with high economic value with less cost. The aim of this thesis is to design tools by utilizing industrial waste and scrap wood for making essential oils and essential oils to know the best results with high angsang variations. This tool is designed to cover the extraction tank with a capacity of 30 L distilled water distillers and 46.98L material, a vertical cylinder with a height dimension of 43 cm, diameter 51 cm. Condenser shaped vertical cylinder with dimensions of 77 cm high, diameter 51 cm. Water storage tank for cooling water circulation vertical cylindrical with dimensions 86.5 cm high, diameter 57 cm. In the process of extraction tank filled with distilled water and eucalyptus leaves inserted as much as 5 kg with a height variation angsang. Water is heated with wood stoves containing powder to boiling. The steam generated will contact and eucalyptus leaf extract and then evaporated with eucalyptus oil. The steam is cooled in a condenser pipe, forming a distillate. Distillate consists of two layers, layer upon layer of oil and under the form of water. Eucalyptus oil can be produced with high variation angsang then analyzed its density. From the analysis results showed that the best eucalyptus oil produced in the experiment with the high three angsang 20 cm from the bottom of the tank or 5 cm from the surface of the water distillers. Produced a greater yield than the other experiments is 0.7264% and green. Analyses of eucalyptus oil has been produced to meet SNI (Standar Nasional Indonesia), then this tool can be used with the height angsang 5 cm from the surface of the water distillers.