Abstrak
Pemasaran politik (political marketing) partai golongan karya dan partai demokrat
Oleh :
Dian Rhesa Rahmayanti - D1207589 - Fak. ISIP
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pemasaran politik Partai
Golkar dan Partai Demokrat dalam rangka menarik massa pada Pemilihan Umum
Legislatif Tahun 2009 di Daerah pilihan II Kabupaten Madiun. Penulisan ini juga
bertujuan untuk mengetahui melalui media-media apakah pemasaran politik yang
dilakukan kedua partai tersebut dan bagaimanakah aplikasi secara nyatanya dilapangan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan menggunakan teori pemasaran politik
dan bauran promosi
Seperti yang kita tahu, realitas yang ada sekarang ini adalah terjadinya perubahan
konstelasi politik yang amat cepat dari Era Orde Baru menjadi Era Reformasi. Kemudian
di Era Reformasi inilah yang membawa perubahan amat mendasar dalam mekanisme
pemilihan umum yakni, kembalinya system “multipartai” dari system “tripartai”. Secara
otomatis keadaan yang “multipartai” ini mendorong terjadinya persaingan antar partai
untuk memperebutkan “suara” dukungan masyarakat. Persaingan partai yang kian
meruncing adalah persaingan Partai Golkar dan Partai Demokrat. Partai Golkar sebagai
partai lama dan selalu menduduki posisi pertama atau kedua, terancam keberadaan Partai
Demokrat yang merupakan partai baru namun menjadi lawan tangguh sejak Partai
Demokrat mampu mejadikan SBY sebagai presiden.
Persaingan yang terjadi tidak hanya berhenti pada persaingan antar partai saja.
Tiap-tiap partai politik tidak hanya memiliki satu atau dua anggota calon legislatif, tetapi
puluhan atau bahkan ratusan. Sehingga menjadi hal yang lazim ketika segala cara
digunakan untuk menarik simpati rakyat demi diperolehnya dukungan yang berujung
pada pemberian suara ketika pemilihan umum tiba. Segala cara tersebut adalah termasuk
cara-cara yang sebenarnya umum digunakan dalam bidang pemasaran produk
(marketing). Sejalan dengan cara-cara marketing dalam domain politik, maka partai
politik itu sendiri, bersama kandidat-kandidat personal dan progam-progam kerjanya sah
dijadikan produk yang harus “dijual” kepada masyarakat. Layaknya produk dalam
pemasaran yang hendak dijual kepada pangsa pasar, partai politik dan kandidat-kandidat
mereka juga perlu di-branding, kemudian ditentukan positioning-nya dalam benak
segmen (segmenting) mereka masing-masing.
Setelah itu, untuk memasarkannya digunakan pula alat promosi yang biasanya
digunakan dalam pemasaran produk. Yakni, instrument-instrument dalam bauran promosi
(promotion mix). Instrument yang dominan digunakan adalah instrument iklan
(periklanan) yang meliputi penggunan media iklan baik lini atas (koran) maupun media
iklan lini bawah (banner, sticker, kalender, spanduk sampai pada media-media alternatif
temu rasa, aksi sosial, dsb.). Instrument lain yang digunakan misalnya penjualan personal
dan promosi.