Abstrak


Pola-pola hubungan patron-klien di sentra kerajinan perak Kotagede Yogyakarta


Oleh :
Marisa Kurniasih - D0305049 - Fak. ISIP

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan pola hubungan patron-klien antara perajin di sentra industri kerajinan perak di Kotagede, Yogyakarta. Teori yang dipakai dalam penelitian adalah Theory Exchange atau teori pertukaran dari George C. Homans. Teori pertukaran sosial ini dilandaskan pada prinsip transaksi ekonomi elementer. Selain itu, penulis menggunakan teori hubungan patron-klien dalam pembahasannya. Dalam hubungan patron-klien tersebut terdapat pertukaran antar dua individu yang berbeda status sosialnya. Lokasi penelitian ini yaitu di Kecamatan Kotagede, Yogyakarta. Pemilihan lokasi dengan pertimbangan bahwa di Kecamatan Kotagede dinilai cukup representatif dengan keberadaan usaha sentra kerajinan perak, dimana terdapat banyak perajin perak yang terbagi atas beberapa golongan yaitu perajin besar, perajin menengah, dan perajin kecil. Dalam kondisi tersebut sangat memungkinkan mereka melakukan hubungan kerja sama. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Untuk teknik pengambilan sampel digunakan teknik purposive sampling dan maximum variation. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis model interaktif yang menggunakan tiga komponen utama, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasi. Untuk memperoleh data dengan tingkat validitas data yang tinggi digunakan triangulasi sumber dan metode. Secara ringkas dari hasil penelitian ini dapat penulis sampaikan bahwa terdapat 3 pola hubungan patron-klien, yaitu antara perajin besar dengan buruh tetap, antara perajin besar dengan perajin kecil, dan antara perajin kecil dengan buruhnya. Pola-pola hubungan patron-klien antar perajin terjadi karena adanya hubungan timbal balik, dimana hubungan timbal balik tersebut tercermin dalam hubungan kerja dan hubungan sosial antar keduanya. Dalam hubungan patron-klien, terjadi pertukaran yang saling menguntungkan. Dimana juragan dan perajin kecil akan memberikan pekerjaan bagi perajin yang akan menjadi buruhnya, sedangkan perajin dengan keahlian atau skill yang dimiliki akan membantu pekerjaaan yang sudah diperintahkan. Dari adanya hubungan kerja ini, pada akhirnya hubungan tersebut akan mengarah pada hubungan sosial antar keduanya. Dalam hubungan sosial terdapat aktivitas sosial seperti nampak dalam sifat gotong-royong yang terjalin antara majikan dan buruh apabila ada hajatan, kematian, pindahan rumah, dll.