Abstrak


Uji enam klon unggul temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap pertumbuhan vegetatif maksimum pada tanah vertisol di kabupaten Sragen


Oleh :
Radita Danang Adiwijaya - H0106092 - Fak. Pertanian

ABSTRAK Temulawak sebagai tanaman obat perlu dilestarikan dan ditingkatkan hasilnya. kurkumin yang terkandung di dalamnya sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia diantaranya dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh. Indonesia telah tersedia berbagai jenis temulawak dengan segala kelebihan dan kekurangannya baik proses pertumbuhan maupun senyawa dalam rimpang temulawak. Kelebihan yang terdapat pada temulawak dapat sebagai potensi pengembangan. Semua potensi tersebut harus segera dievaluasi untuk mengetahui jenis temulawak yang paling baik pertumbuhan vegetatif maksimumnya dan hasil rimpang segar tertinggi untuk dikembangkan pada tanah vertisol di kabupaten Sragen. Beberapa jenis temulawak telah berhasil dievaluasi potensinya berdasarkan kandungan kurkumin dan potensi hasilnya dari seleksi seluruh jenis temulawak seluruh Jawa yang dijadikan sebagai klon unggul. Penelitian diatur berdasarkan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), menggunakan jenis klon unggul sebagai faktor tunggal. Klon unggul hasil seleksi yang dipilih terdiri atas klon Sragen, Jember, Sumenep, Pasuruan, Blitar, dan Malang. Analisis data dilakukan dengan uji F pada taraf 5% dan apabila terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) dengan taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan klon unggul Malang memiliki pertumbuhan vegetatif maksimum terbaik dan hasil rimpang segar tertinggi dibandingkan dengan klon unggul yang lainya. Hal tersebut terlihat dari variabel tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, luas daun, indeks luas daun (ILD), berat brangkasan kering, berat rimpang segar, klon Malang memiliki hasil tertinggi. Pertumbuhan vegetatif maksimum terbaik diperoleh temulawak klon Malang dengan tinggi mencapai 155,13 cm. Sedangkan hasil rimpang segar temulawak tertinggi terdapat juga pada klon Malang sebanyak 22,31 ton/ha. ABSTRACT Curcuma xanthorrhiza as the medicinal plant needs to be preserved and improve for its result. The curcumin contained within it is very useful for human being’s health, one of which is to improve the body immune system. Indonesia there have been available various types of C. xanthorrhiza with all advantages and disadvantages both in growth process and in the compound in C. xanthorrhiza rhizome. The advantages of C. xanthorrhiza can serve as the development potential. All of such potentials should be evaluated immediately to find out the most potential type of maximum vegetative growth and highest fresh rhizome production C .xanthorrhiza to be developed at vertisol soil in regency Sragen. Many types of C. xanthorrhiza have been successfully evaluated for it potentials based on the curcumin content and its yield potential from the all types of C . xanthorrhiza selection made as superior clones throughout Java and Madura. The research was done based on the Randomized Completely Block Design (RCBD), using superior clone type as the single factor. The superior clones from the selection result chosen consisting of Sragen, Jember, Sumenep, Pasuruan, Blitar, and Malang clones. The data analysis was done using F-test at significance level of 5% and if there is significant difference, it was followed by Duncan Multiple Range Test (DMRT) at significance level of 5%. The result of research shows that Malang clone has the best growth yield vegetative maximum compared with other superior clones. It can be seen from the plant height, leaves number, leave breadth, leaf width, leaf area index (LAI), dry gross weight, fresh rhizome weight variables in which the Malang clone has the best result. The vegetative maximum growth pattern of plant height obtained by Malang clone reaches 155.13 cm. Meanwhile the highest fresh rhizome production lies in Malang clone as much as 22.31 tons/ha.