Abstrak
prarancangan pabrik hexamine Dari amonia dan formalin dengan proses Leonard kapasitas 25.000 ton/tahun
Oleh :
Devinta Rachmawati Anggraeni - I0505024 - Fak. Teknik
Abstrak
Hexamine banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan peledak dan
sebagai bahan baku antiseptik. Selain itu juga banyak digunakan di bidang
industri seperti resin digunakan sebagai curing agent, karet digunakan sebagai
accelerator yaitu agar karet menjadi elastis, tekstil digunakan sebagai shrinkproofing
agent dan untuk memperindah warna, makanan digunakan sebagai bahan
fungisida dan serat selulosa digunakan untuk menambah elastisitas. Untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri yang masih harus diimpor dari luar negeri dan
adanya peluang ekspor yang masih terbuka, maka dirancang pabrik hexamine
dengan kapasitas 25.000 ton/tahun dengan bahan baku amonia 13.000 ton/tahun,
dan formalin 90.000 ton/tahun. Pabrik direncanakan berdiri di Palembang,
Sumatra Selatan pada tahun 2015.
Reaksi pembentukan hexamine dari amonia dan formalin merupakan
reaksi homogen fase cair. Reaksi berlangsung di dalam reaktor alir tangki
berpengaduk (RATB) pada suhu 40 ºC dan tekanan 16 atm dengan waktu tinggal
dalam reaktor selama 16 menit dan menggunakan koil sebagai pendingin.
Konversi reaksi sebesar 98% terhadap formalin. Produk yang dihasilkan adalah
hexamine dengan kadar 99,93%. Tahapan proses meliputi persiapan bahan baku
amonia dan formalin, pembentukan hexamine di dalam reaktor, dan pemurnian
produk. Pemurnian produk dilakukan didalam evaporator, centrifuge, dan rotary
dryer.
Unit pendukung proses pabrik meliputi unit pengadaan air, steam, udara
tekan, tenaga listrik,air dingin (refrigeration unit) dan bahan bakar. Pabrik juga
didukung laboratorium yang mengontrol mutu bahan baku dan produk serta
limbah buangan pabrik yang berupa limbah cair. Limbah cair berasal dari
kondensat evaporator yang diolah dalam unit pengolahan limbah dengan terlebih
dahulu dilewatkan dalam stripper untuk menghilangkan kandungan NH3.
Bentuk perusahaan yang dipilih adalah Perseroan Terbatas (PT), dengan
struktur organisasi line and staff. Sistem kerja karyawan berdasarkan pembagian
jam kerja yang terdiri dari karyawan shiff dan non-shift.
Dari hasil analisis ekonomi diperoleh, ROI (Return on Investment)
sebelum dan sesudah pajak sebesar 51,65% dan 38,74%, POT (Pay Out Time)
sebelum dan sesudah pajak selama 1,62 dan 2,05 tahun., BEP (Break Even Point)
42,86%, dan SDP (Shutdown Point) 27,72%. Sedangkan DCF ( Discounted Cash
Flow ) sebesar 24,48%. Jadi dari segi ekonomi pabrik tersebut layak untuk
didirikan.