;

Abstrak


Eksperimentasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II pada Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau dari Motivasi Belajar Peserta Didik SMP Kelas VIII di Kabupaten Sragen


Oleh :
Agung Prasetyono - S8502080 - Sekolah Pascasarjana

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah model pembelajaran CTL menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model Pembelajaran Langsung. (2) Apakah prestasi belajar matematika kemampuan awal lebih tinggi hasilnya lebih baik dari kemampuan awal lebih rendah. (3) Apakah perbedaan prestasi belajar pada masing-masing model pembelajaran konsisten pada tiap-tiap kategori kemampuan awal dan apakah perbedaan prestasi belajar siswa tiap-tiap kategori kemampuan awal konsisten pada tiap-tiap model pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan rancangan faktorial 2 x 3. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X di sembilan SMA Negeri di Sragen. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Stratified cluster random sampling. Sampel terdiri dari 1 kelas dari SMA Negeri 1 Sragen dan 1 kelas dari SMA Negeri 1 Tangen sebagai kelas eksperimen, serta 1 kelas dari SMA Negeri 1 Sragen dan 1 kelas dari SMA Negeri 1 Tangen sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan tehnik/metode dokumentasi dan tes. Metode dokumentasi diterapkan untuk mengetahui nilai Ulangan Umum Bersama Semester 1 mata pelajaran matematika, yang selanjutnya digunakan untuk uji keseimbangan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen tes ada 2 yaitu instrumen tes pertama dengan materi prasyarat sebelum materi penelitian untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan instrumen tes kedua digunakan untuk mengetahui prestasi belajar matematika siswa untuk materi pokok perbandingan dan fungsi trigonometri. Diawal penelitian peneliti mengujikan tes kemapuan awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang hasil tes kemampuan awal di gunakan untuk mengelompokan siswa ke kategori kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah. Sebelum digunakan instrumen tes 2(tes prestasi) diujicobakan di SMA Negeri 2 Sragen. Kemudian dianalisis dengan mencari tingkat kesukaran, indeks daya beda tiap butir dan indeks reliabilitas. Dari hasil analisis diketahui instrumen tes reliabel dan dari 30 butir soal hanya digunakan 25 butir. Pengujian hipotesis menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, dengan taraf signifikansi 0,05. Sebelum dilakukan analisis variansi, lebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan uji liliefors dan uji homogenitas variansi dengan uji Bartlett. Uji normalitas dilakukan 5 kali, yaitu untuk populasi siswa dengan pembelajaran CTL, populasi siswa dengan pembelajaran langsung, populasi siswa dengan kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah. Kesimpulan uji adalah semua populasi berdistribusi normal. Uji homogenitas variansi dilakukan 2 kali yaitu uji homogenitas antar kelompok eksperimen dengan kontrol dan uji homogenitas anatar kelompok kategori kemampuan awal.Kesimpulan uji adalah kedua kelompok populasi variansinya homogen. Hasil uji anava menunjukan bahwa (1) Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran CTL dengan model pembelajaran Langsung. (2) Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa dengan kemampuan awal Tinggi, Sedang dan Rendah. (3) Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal siswa. Dengan melakukan perbandingan antar rataan marginal, disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran CTL lebih baik dari prestasi belajar matematika siswa dengan pembelajaran langsung. Dari uji komparasi ganda untuk rataan antar kolom diperoleh kesimpulan: (1) F1-2 diterima berarti prestasi belajar matematika siswa kemampuan awal tinggi sama dengan prestasi belajar siswa kemampuan awal sedang, (2) F2-3 diterima berarti prestasi belajar matematika siswa dengan kemampuan awal sedang sama dengan prestasi belajar matematika siswa kemampuan awal rendah, (3) F1-3 ditolak berarti prestasi belajar matematika siswa dengan kemampuan awal tinggi lebih baik dari prestasi belajar matematika siswa kemampuan awal rendah. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa: (1) Prestasi belajar matematika kelompok siswa yang diajar dengan model pembelajaran CTL lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi belajar matematika kelompok siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung. (2) Prestasi belajar matematika siswa kemampuan awal tinggi dan sedang menghasilkan prestasi yang sama dan kategori kemampuan awal sedang dan rendah menghasilkan prestasi yang sama. Sedangkan kategori kemampuan awal tinggi menghasikan prestasi yang lebih baik dari kategori kemampuan awal rendah. (3) Prestasi belajar matematika dari masing- masing model pembelajaran berlaku sama/konsisten pada masing-masing kategori kemampuan awal dan prestasi belajar matematika dari masing-masing kategori kemampuan awal berlaku sama/konsisten pada masing-masing model pembelajaran.