Abstrak


Hubungan sosial asosiatif pemerintah dan pedagang dalam pembangunan pasar Parang Magetan


Oleh :
Ferdy Harlastiko - D0305030 - Fak. ISIP

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan memaparkan bentuk-bentuk hubungan sosial antara Pemerintah dan Pedagang dalam Pembangunan Pasar Parang Magetan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan metode utamanya deskriptif kualitatif, yang mengambil lokasi di Pasar Parang Magetan. Data dari penelitian ini berwujud data primer dari hasil observasi dan wawancara mendalam kepada informan yaitu pedagang kios, los dan pelataran khususnya pedagang grosir-eceran. Adapun data yang berwujud data sekunder diperoleh dari kantor pengelola pasar, data dari Dinas DPKKAP dan BAPEDDA Kab. Magetan. Pengambilan sampel dilakukan dengan maximum variation sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi tidak berpartisipasi dan wawancara secara mendalam (in-depth-interview). Analisis data menggunakan analisis data model interaktif. Validitasnya adalah trianggulasi data (sumber). Setelah dilakukan kajian dapat diperoleh kesimpulan bahwa bentuk-bentuk hubungan sosial memiliki komponen yang sama dengan Teori Solidaritas Sosial. Yaitu dalam hal bentuk-bentuk kerjasama, akomodasi, asimilasi dan akulturasi, terdapat komponen dari solidaritas sosial berupa keterikatan dan kepercayaan nilai-nilai masyarakat, pengalaman emosional bersama, adanya interaksi sehingga timbul rasa kebersamaan, rasa sepenanggungan dan saling membutuhkan. Dalam bentuk kerjasama berupa gotong royong kerja bakti dalam membersihkan pasar, bantuan tenaga untuk menyiapkan acara untuk sosialisasi di Pasar, kerjasama dalam pendataan pasar dan pedagang dengan mengisi kuesioner dari pemkab untuk keperluan data pedagang, penyiapan acara sosialisasi tentang SIP (Surat ijin Pedagang), kerjasama untuk segera mengurus SIP pedagang yang belum memiliki dan mengingatkan kepada pedagang lain, dan kerjasama dalam keamanan kebersihan pasar. Dalam bentuk akomodasi berupa Pembangunan Pasar Parang tetap dilaksanakan dengan kompromi-kompromi tertentu dari pedagang, komunikasi pedagang dengan pihak ketiga yaitu DPRD Kabupaten Magetan, Pedagang sering berkomunikasi dengan pengelola pasar yaitu mengeluh tentang masalah kebersihan Pasar Parang, dan toleransi atau saling menghargai kepentingan masing-masing dan pendapat baik dari Pemerintah maupun dari pedagang. Dalam bentuk asimilasi berupa adanya sikap sok akrab atau dalam bahasa jawa disebut gapryak, menyapa dengan sopan dan ramah kepada pedagang, ada sikap antusias dan keingintahuan dari pedagang, dan adanya sikap keterbukaan kepada pedagang. Dalam bentuk akulturasi berupa adanya sikap ngeluh atau sambat dari pedagang kepada pejabat, sikap menarik perhatian atau simpati dari pejabat kepada pedagang, dan timbal balik dalam pemberian informasi. ABSTRACT This research aims to describe the associative social relation forms between the Government and Trader in Developing Magetan Parang Market. The study belongs to a qualitative research, with descriptive qualitative method as the primary method, taken place in Magetan Parang Market. The data of research was primary data from the result of observation and in-depth interview with the informants consisting of kiosk, los (shed without interior walls), and yard traders particularly the grocery-retail traders. Meanwhile the secondary data was obtained from the market manager office, data from DPKKAP and BAPPEDDA Services of Regency Magetan. The sampling technique employed was maximum variation sampling. The data collection was done using non-participatory observation technique and in-depth-interview. The data analysis was done using an interactive model data analysis. The validity was data triangulation (source). From the result of research, it can be concluded that the social relation forms have similar component with the Social solidarity theory. That is in the forms of cooperation, accommodation, assimilation and acculturation, there is the component of social solidarity constituting the relatedness and belief in society values, jointly emotional experience, the presence of interaction so that sense of togetherness emerges, sense of one fate and need. In the form of cooperation constituting service work mutual cooperation in cleaning the market, labor aid for preparing the event for socialization in the Market, cooperation in market and trader registration by filling the questionnaire from the Regency Government for trader data requirement, preparing the socialization event about SIP (Trader License), cooperation for administering the trader license immediately for those had not had them and reminding other traders, and cooperation in the market cleanliness safety. The form of accommodation constituting Parang Market Development is still implemented with certain compromise from the trader, communication between the trader and third parties, namely, DPRD of Regency Magetan, the traders frequently communicate with the market management, that is, grieving about the Parang Market Cleanliness problem, and tolerance for respective needs and opinion both from the Government and trader. The form of assimilation constituting the pretending familiar attitude or in Javanese called grapyak, addressing respectfully and friendly the trader, the presence of enthusiastic and curios attitude from the trader, and the presence of openness attitude to the trader. The form of acculturation constitutes the grieving or complaining attitude from the trader to the officials, attention- or sympathy-appealing attitude from the officials to the trader, and feedback from the information giving.