Abstrak


Bisnis militer pada era orde baru


Oleh :
Rika Wastika Andriyani - X4406010 - Fak. KIP

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) Latar belakang masing-masing satuan militer memiliki bisnis; (2) Eksistensi militer pada Era Orde Baru; (3) Dampak bisnis militer terhadap profesionalisme militer Indonesia. Metode penelitian ini adalah metode historis dengan langkah-langkah heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa sumber primer dan sumber sekunder. Teknik pengumpulan data dengan studi pustaka. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis historis, dengan melakukan kritik ekstern dan intern. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Latar belakang keterlibatan militer dalam bisnis pada Era Orde Baru APBN kurang mencukupi kebutuhan dalam kemiliteran dan mencukupi kebutuhan hidup dan adanya PP No.6 yang membatasi TNI untuk berbisnis, sehingga alasan itulah yang menjadi landasan bagi mereka untuk berbisnis; (2) Keberadaan bisnis militer pada Era Orde Baru sangat didukung oleh kepemimpinan yang penuh kediktatoran sehingga dalam menjalankan bisnis walaupun ada sanksi dipecat jika diketahui berbisnis,tetapi dalam berbisnis tetap langgeng pada Era Orde Baru. Hal itu tidak lepas dari peran serta pemimpin yang berasal dari Angkatan Darat yaitu Presiden Soeharto. Penguasaan sepenuhnya komoditi ekspor terpenting Indonesia yaitu minyak diserahkan kepada Mayor Jenderal Ibnu Sutowo, sebuah badan baru (Badan Logistik Nasional/Bulog) didirikan dan dikepalai oleh Brigadir Jenderal Achmad Tirtosudiro yang memegang kuasa penuh atas perdagangan bahan mentah, sedang Brigadir Jenderal Suhardiman menguasai perusahaan dagang raksasa, PT Berdikari; (3) Dampak keterlibatan militer dalam bisnis terhadap profesionalisme militer Indonesia yaitu menurunnya profesionalisme militer karena militer menjadi kurang disiplin dalam menjaga keamanan dan eksistensi negara, mereka lebih memprioritaskan mengelola berbagai macam bisnis mulai dari bisnis koperasi sampai bisnis berupa yayasan. The purpose of this study is to describe: (1) The background of each military unit has a business, (2) military existence in the New Order Regime, (3) The impact of the military business for professionalism. This research method is the historical method with heuristic steps, criticism, interpretation, and historiography. Source of data used in this study are primary sources and secondary sources. Collecting data by literature study. The data analysis technique used is the technique of historical analysis, by performing external and internal criticism. Based on the results of this study concluded: (1) The background of military involvement in business in the New Order Era insufficient budget in the military and needs of their daily lives, so the reason for that is the foundation for them to do business even if there is regulation that prohibits military to Number.6 do business, (2) The presence of military business in the Era of the New Order was fully supported by leadership in running a business of dictatorship, so even though no penalty was fired if found doing business, but in doing business remain durable in the New Order Era. It did not escape the role of the leader who comes from the Army of President Suharto. Fully mastering the most important Indonesian export commodities are oil delivered to Major General Ibnu Sutowo, a new agency (the National Logistics Agency / Bulog) founded and headed by Brigadier General Ahmad Tirtosudiro who holds ultimate control over trade in raw materials, while Brigadier General Suhardiman master the giant trading company , PT Self-reliance, ( 3) Impact of military involvement in the business of the Indonesian military professionalism that is less military professionalism since the military became less disciplined in maintaining the security and existence of the state, they give more priority to manage a variety of businesses ranging from business to business cooperation in the form of foundations.