Abstrak


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi Biopestisida Oleh Petani Di Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar


Oleh :
Herning Prabayanti1 - H0406042 - Fak. Pertanian

Upaya pembangunan yang dilaksanakan di negara-negara dunia ketiga termasuk di Indonesia masih menitikberatkan pada pembangunan sektor pertanian. Memasuki abad 21, masyarakat dunia mulai sadar bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian. Pertanian organik merupakan teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Biopestisida merupakan salah satu inovasi yang mendukung pengembangan pertanian organik. Biopestisida dapat dibedakan menjadi pestisida nabati dan pestisida hayati. Adopsi biopestisida di Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar juga merupakan suatu proses hingga akhirnya petani memutuskan untuk menerapkan atau tidak menerapkan inovasi sehingga perlu mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi biopestisida. Penelitian ini bertujuan mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi, keputusan adopsi biopestisida, dan faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi biopestisida oleh petani di Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar. Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purpossive). Pengambilan desa dilakukan dengan Stratified Random Sampling dengan sampel sebanyak 60 responden. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi biopestisida oleh petani di Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar digunakan analisis Regresi Logistik. Hasil penelitian menunjukkan pendidikan formal petani yang terbanyak adalah selama 6 tahun, luas lahan petani pada umumnya adalah sempit, yaitu kurang dari 0,5 Ha, rata-rata pendapatan petani adalah Rp 28.618.690,-/tahun. Persepsi mengenai keuntungan relatif dalam kategori sangat baik (58,3%), kesesuaian dalam kategori sangat baik (56,7%), kerumitan dalam kategori rendah (48,3%), ketercobaan dalam kategori sangat baik (46,7%), keteramatan dalam kategori baik (76,7%). Banyaknya sumber informasi yang dimanfaatkan sebanyak 4 sumber (35% responden), distribusi frekuensi akses saluran komunikasi dalam kategori tinggi (31,7% responden). Sebanyak 40 responden (66,67%) menerapkan biopestisida dan 20 responden (33,33%) tidak menerapkan biopestisida Berdasarkan hasil analisis regresi logistik dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan tidak ada pengaruh antara pendidikan formal, luas lahan, pendapatan, banyaknya sumber informasi yang dimanfaatkan dan frekuensi akses saluran komunikasi dengan adopsi biopestisida. Namun, sifat inovasi yang berupa keuntungan relatif, kesesuaian, kerumitan, ketercobaan dan keteramatan mempengaruhi adopsi biopestisida.