Abstrak


Perbandingan kumpulan cerpen dan film “mereka bilang saya monyet”


Oleh :
Sinta Tri Rahayu - C0205004 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

2010. Skripsi: Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini mengkaji perbandingan struktur cerpen ”Lintah” dan ”Melukis Jendela” dari kumpulan cerpen Mereka Bilang Saya Monyet dengan film Mereka Bilang Saya Monyet. Permasalahan yang dibahas adalah 1) Bagaimana perbandingan fakta cerita yang terdapat dalam film Mereka Bilang Saya Monyet dan kumpulan cerpen Mereka Bilang Saya Monyet? 2) Bagaimana perbandingan sarana sastra yang terdapat dalam film Mereka Bilang Saya Monyet dan kumpulan cerpen Mereka Bilang Saya Monyet? 3) Bagaimana perbandingan tema yang terdapat dalam film Mereka Bilang Saya Monyet dan kumpulan cerpen Mereka Bilang Saya Monyet? Adapun objek penelitian ini terdiri dari objek material dan objek formal. Objek material penelitian ini adalah kumpulan cerpen Mereka Bilang Saya Monyet dan film Mereka Bilang Saya Monyet. Objek formal penelitian ini yaitu perbandingan struktur antara cerpen Mereka bilang Saya Monyet dan film Mereka Bilang Saya Monyet.Objek kajian penelitian ini adalah aspek-aspek adaptasi yang terkait dengan persamaan dan perbedaan dari kumpulan cerpen ke film “Mereka Bilang Saya Monyet” ditinjau dari struktur narasinya.Teori struktural yang digunakan adalah teori struktural Robert Stanton. Stanton membagi unsur intrinsik fiksi menjadi tiga bagian, yaitu: fakta cerita, sarana cerita, dan tema. Ia membagi unsur fakta cerita menjadi tiga, yaitu alur, tokoh, dan latar. Adapun digunakan pada film. Masa pertama ketika Adjeng SD (adaptasi “Lintah”), masa kedua ketika Adjeng SMP (adapatasi “Melukis Jendela”), masa ketiga ketika Adjeng dewasa. Persamaan pada cerpen “Lintah” terjadi ketika tokoh utama masih SD. Pada cerpen “Melukis Jendela” terjadi ketika tokoh utama SD hingga SMP. 2)Perbandingan sarana sastra antara cerpen dengan film Mereka Bilang Saya Monyet dapat diketahui sebagai berikut. Judul film sama dengan judul buku kumpulan cerpen Mereka Bilang Saya Monyet. Persamaan judul antara film dan cerpen tersebut dilakukan dalam rangka fungsi untuk menegaskan bahwa film Mereka Bilang Saya Monyet merupakan hasil adaptasi dari cerpen yang diambil dari kumpulan cerpen Mereka Bilang Saya Monyet. Sudut pandang antara cerpen dengan film diketahui terjadi perbedaan yakni dalam cerpen “Lintah” sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama utama, dalam cerpen “Melukis Jendela” sudut pandang yang digunakan adalah orang ketiga terbatas, sedangkan dalam film menggunakan sudut pandang sama dengan cerpen “Lintah”. Gaya dan nada yang digunakan oleh pengarang antara cerpen dengan film memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut dikarenakan media yang berbeda antara cerpen dengan film, Pengarang menggunakan persamaan simbol dalam cerpen maupun film yakni hewan Monyet, hewan Lintah, jendela sedangkan simbol yang tidak muncul dalam film adalah Medusa karena hanya muncul pada cerpen “Lintah” saja. Ironi yang terdapat dalam cerpen dan film tersebut di antaranya tentang peristiwa yang sering terjadi di masyarakat namun tidak diperhatikan. Peristiwa tersebut tentang kekerasan terhadap anak secara fisik maupun mental yang dilakukan oleh orang dekat (keluarga) karena keegoisan orang tua. Selain itu pengarang dan sutradara juga memberi kritikan kepada pemerintah tentang minimnya perlindungan terutama hukum kepada anak yang mengalami peristiwa itu. 3)Perbandingan tema yang terdapat dalam cerpen “Lintah”, “Melukis Jendela” dan film Mereka Bilang Saya Monyet diketahui memiliki tema yang sama yakni kekerasan fisik dan mental kepada anak yang dilakukan oleh orang dekat karena keegoisan orang tua sebagai tema sentral dan kekerasan dalam kehidupan luas termasuk seks sebagai tema bawahan.