Abstrak


Motivasi Petani Dalam Budidayatanaman Mendong (Fimbristylis Globulosa) Di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman


Oleh :
Sri Kuning Retno Dewandini - H0406068 - Fak. Pertanian

Pertanian merupakan kegiatan usaha yang meliputi budidaya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, kehutanan, serta peternakan. Perkebunan menjadi suatu hal yang penting karena merupakan salah satu penghasil bahan baku industri. Tanaman mendong (Fimbristylis globulosa) merupakan salah satu komoditas yang dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan industri. Keteguhan dari para petani yang tetap melakukan budidaya tanaman mendong ini menjadi hal yang menarik untuk diteliti. Tentunya petani mempunyai motivasi dalam melakukan budidaya tanaman mendong. Adanya motivasi yang tinggi, diharapkan ada upaya-upaya yang dilakukan petani, masyarakat sekitar, maupun pemerintah setempat, agar petani memperoleh pendapatan yang optimal yang pada akhirnya, diharapkan petani menjadi lebih sejahtera. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat motivasi petani, mengkaji tingkat faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi petani, dan mengkaji hubungan tingkat motivasi dengan tingkat faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi petani dalam budidaya tanaman mendong (Fimbristylis globulosa). Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purpossive) di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanatoris. Metode pengambilan sampel secara proporsional random sampling dengan sampel sebanyak 40 responden. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis frequencies dan uji korelasi Rank Spearman (rs). Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dengan tingkat motivasi petani dalam budidaya tanaman mendong (Fimbristylis globulosa) digunakan uji korelasi Rank Spearman (rs) dengan menggunakan program komputer SPSS 17,0 for windows. Berdasarkan uji korelasi Rank Spearman pada taraf kepercayaan 95% menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan non formal, tingkat ketersediaan sarana produksi, dan tingkat kesesuaian potensi lahan dengan motivasi petani. Namun, tidak ada hubungan yang signifikan antara umur, tingkat pendidikan formal, tingkat luas penguasaan lahan, tingkat pendapatan, tingkat ketersediaan kredit usahatani, tingkat adanya jaminan pasar, tingkat ketahanan terhadap resiko, tingkat penghematan waktu budidaya, dan tingkat kesesuaian budaya setempat dengan motivasi petani.