Abstrak
Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Model Problem Based Learning pada Materi Pokok Aproksimasi ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Teknik Se-Kota Cirebon Tahun Pelajaran 2009/2010
Oleh :
Nani Sumarni - S85090811 -
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Mana yang lebih baik prestasi belajar matematika pada materi pokok aproksimasi antara yang menggunakan model pembelajaran PBL dengan pembelajaran langsung, (2) Apakah siswa dengan motivasi belajar tinggi memiliki prestasi belajar matematika lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar sedang atau rendah, (3) Apakah siswa dengan motivasi belajar sedang memiliki prestasi belajar matematika lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar rendah, (4) Pada pembelajaran dengan model PBL, manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, siswa dengan motivasi belajar tinggi, sedang, atau rendah, (5) Pada pembelajaran dengan model langsung, manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, siswa dengan motivasi belajar tinggi, sedang, atau rendah, (6) Pada siswa dengan motivasi belajar tinggi, manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, model PBL atau model langsung, (7) Pada siswa dengan motivasi belajar sedang, manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, model PBL atau langsung, (8) Pada siswa dengan motivasi belajar rendah, manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, model PBL atau langsung, Penelitian dilakukan di Kota Cirebon tahun pelajaran 2009/2010. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling dengan sampel penelitian adalah siswa dari SMKN Teknik 1, SMK Teknik Gracika, dan SMK Teknik Nasional yang masing-masing terdiri dari satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Banyak anggota sampel seluruhnya adalah 213 siswa. Uji coba instrumen prestasi belajar matematika dilakukan di SMKN Teknik 1 dengan banyak responden 40 siswa. Hasil uji coba instrumen tes dengan metode KR-20 menunjukan bahwa indeks reliabilitasnya adalah 0,775. Pengujian keseimbangan kemampuan awal menggunakan uji-t yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dengan uji Lillefors, uji homogenitas dengan uji Bartlett. Hasil uji kemampuan awal menunjukan bahwa sampel berdistribusi normal, berasal dari populasi yang homogen, dan mempunyai rataan yang sama. Pengujian hipotesis menggunakan anava dua jalan dengan sel tak sama, dengan taraf signifikansi 0,05 yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dengan uji Lilliefors, dan uji homogenitas dengan uji Bartlett. Hasil uji prestasi belajar menunjukan bahwa sampel berdistribusi normal, dan berasal dari populasi yang homogen. Hasil uji anava menunjukkan (1) H0A ditolak yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran PBL dan model langsung terhadap prestasi belajar, (2) H0B ditolak yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa dengan motivasi belajar tinggi, sedang, dan rendah terhadap prestasi belajar, (3) H0AB ditolak yang berarti terdapat interaksi yang signifikan antara penggunaaan model pembelajaran dan motivasi belajar. Pengujian pasca anava menggunakan uji Scheffe.’ Hasil komparasi ganda antar kolom (1) F.1-.2 ditolak yang berarti bahwa presatsi belajar siswa dengan motivasi belajar tinggi lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar sedang, (2) F.1-.3 ditolak yang berarti bahwa prestasi belajar siswa dengan motivasi belajar tinggi lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar rendah, (3) F.2-.3 ditolak yang berarti bahwa prestasi belajar siswa dengan motivasi belajar sedang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar rendah. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa: (1) terdapat perbedaan antara PBL dan model langsung terhadap prestasi belajar matematika yaitu prestasi belajar matematika kelompok siswa yang diajar dengan model PBL lebih baik daripada kelompok siswa yang diajar model langsung, (2) terdapat perbedaan tingkat motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika yaitu prestasi belajar matematika siswa dengan motivasi belajar tinggi lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar sedang atau rendah, (3) terdapat perbedaan tingkat motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika yaitu siswa dengan motivasi belajar sedang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar rendah, (4) pada model PBL terdapat perbedaan tingkat motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika yaitu prestasi belajar matematika siswa dengan motivasi belajar tinggi lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar sedang dan prestasi belajar matematika siswa dengan motivasi belajar sedang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar rendah, (5) pada model pembelajaran langsung terdapat perbedaan tingkat motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika yaitu prestasi belajar matematika siswa dengan motivasi belajar tinggi lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar sedang dan prestasi belajar matematika siswa dengan motivasi belajar sedang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar rendah, (6) pada tingkat motivasi belajar tinggi terdapat perbedaan model pembelajaran terhadap pretasi belajar matematika yaitu prestasi belajar siswa yang diajar dengan model PBL lebih baik daripada yang diajarkan dengan model pembelajaran langsung, (7) pada tingkat motivasi belajar sedang terdapat perbedaan model pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika yaitu prestasi belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran PBL lebih baik daripada yang diajar dengan model pembelajaran langsung, (8) pada tingkat motivasi belajar matematika yaitu prestasi belajar siswa yang diajar dengan model PBL lebih baik daripada yang diajar dengan model pembelajaran langsung.