;

Abstrak


Dampak Implementasi Program Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Terhadap Upaya Penanggulangan Kebutuhan Akses Air Minum Dan Sanitasi Masyarakat Miskin ( Studi Kasus Di Kabupaten Sragen Tahun 2008)


Oleh :
Choiril Surya Admaja - S4209010 - Sekolah Pascasarjana

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang bagaimana dampak dari implementasi dan hal-hal yang menjadi penghambat/kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) di Kabupaten Sragen tahun 2008.Metodologi penelitian menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, dengan populasi adalah Desa sasaran Pamsimas tahun 2008, dan cara menentukan sampel dengan cara quota sampling yang berjumlah sembilan Desa. Penyajian hasil menggunakan model tabel ataupun persentase.Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dampak yang terjadi untuk menanggulangi permasalahan air bersih dan sanitasi di Desa sasaran Pamsimas tahun 2008 terlihat dari cakupan total cakupan masyarakat yang mampu mengakses sarana air bersih setelah atau pasca program Pamsimas dan perubahan yang terjadi di masyarakat dalam menggunakan sarana sanitasi yang sesuai dengan kriteria sarana sanitasi sehat atau tangga sanitasi.Cakupan sarana air bersih dan sanitasi pasca program pamsimas secara berurutan adalah sebagai berikut: Desa Jetis Kecamatan Sambirejo (83%, 89.8%), Desa Tanggan Kecamatan Gesi (72.1%, 91.6%), Desa Banyurip Kecamatan Jenar (89.7%, 93%), Desa Jembangan Kecamatan Plupuh (28.64%, 93.7%), Desa Kalangan Kecamatan Gemolong (98.5%, 91.7%), Desa Sambirembe Kecamatan Kalijambe (36.5%, 88.75%), Desa Ngandul Kecamatan Sumber Lawang (85.3%, 88.75%), Desa Girimargo Kecamatan Miri (54.36%, 88.86%) dan Desa Gebang Kecamatan Sukodono (78.83%, 88.64%).Kesimpulan yang bisa ditarik dari penelitian ini adalah: dampak program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat belum berdampak besar, karena keterbatasan-keterbatasan yang dialami seperti sumber pendanaan sehingga mengurangi rencana kerja masyarakat khususnya bidang fisik atau sarana air bersih (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat yang belum optimal karena membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk merubah perilaku masyarakat ke perilaku yang lebih sehat. Hambatan atau kendala yang terjadi selama program berjalan satu tahun periode ialah proses pemberdayaan masyaraat yang belum optimal mengingat sumber daya masyarakat yang terbatas, serta sulitnya merubah anggapan masyarakat desa penerima program yang menganggap program Pamsimas adalah suatu proyek “top down”, atau dari atas ke bawah sehingga partisipasi yang harusnya muncul, belum terlihat maksimal untuk semua bidang program Pamsimas. Kata kunci: kemiskinan, pemberdayaan, sarana air bersih, sanitasi