Abstrak


Kebijakan Ekonomi Mangkunegaran (Studi Tentang Kebijakan Ekonomi Mangkunegara V Dalam Memperbaiki Krisis Ekonomi Tahun 1884)


Oleh :
Ary Emawati Bayu Prastiwi - K4407010 - Fak. KIP

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Keadaan ekonomi Mangkunegaran pada masa Mangkunegara V sampai terjadinya krisis ekonomi tahun 1884, (2) Kebijakan Mangkunegara V dalam memperbaiki krisis ekonomi Mangkunegaran, (3) Campur tangan Pemerintah Hindia Belanda dalam kebijakan-kebijakan ekonomi masa Mangkunegara V, (4) Dampak dari adanya krisis ekonomi bagi Praja Mangkunegaran dan bagi kehidupan masayarakat di wilayah Mangkunegaran. Penelitian ini menggunakan metode historis. Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode historis meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber data yang digunakan oleh penulis terutama adalah sumber primer dan sumbet sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis historis yaitu analisis yang mengutamakan ketajaman dalam menginterpretasikan fakta sejarah. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan: (1) Pada masa pemerintahan Mangkunegara IV, kondisi ekonomi Praja Mangkunegaran mengalami pertumbuhan yang pesat. Bahkan dapat dikatakan sebagai puncak kejayaan Praja Mangkunegaran. Namun, setelah wafatnya Mangkunegara IV, maka Praja Mangkunegaran mengalami goncangan dalam bidang keuangan yaitu pada masa Mangkunegara V. Adanya proteksi gula bit, jatuhnya harga kopi dan tebu di pasaran Eropa, serta kesalahan manajerial dan sikap boros keluarga Mangkunegara V merupakan faktor terjadinya krisis ekonomi di Praja Mangkunegaran. (2) Untuk memperbaiki kondisi ekonomi Praja Mangkunegaran yang semakin buruk, maka Mangkunegara V melalukan berbagai kebijakan untuk menambah penghasilan diantaranya adalah membuka pabrik bungkil “Polokarto”, membuka pabrik gula Kemirie, penanaman tembakau, dan mencari pinjaman keuangan, baik kepada Pemerintah Hindia Belanda di Jakarta maupun kalangan swasta di Semarang dengan sejumlah persyaratan. (3) Untuk mengatasi kerumitan keuangan Praja Mangkunegaran, Pemerintah Kolonial mengambil alih segala urusan keuangan Mangkunegaran, termasuk pengelolaan perusahaan-perusahaan. Residen-residen Surakarta yang berkuasa diantaranya adalah Residen Spaan, Residen Burnaby Lautier, Residen Jhr.L.Th Hora Siccama dan Residen van Hogel. Dari Residen-residen tersebut, Residen Hora Siccama ini dikatakan yang paling berhasil memperbaiki kondisi keuangan di Praja Mangkunegaran. (4) Krisis ekonomi yang melanda Praja Mangkunegaran tidak hanya berdampak bagi Praja Mangkunegaran sendiri, melainkan juga berdampak pada kehidupan masyarakat di wilayah Praja Mangkunegaran.