Abstrak
Kajian perubahan biokimiawi stakhiosa dan asam lemak essensial pada tempe kedelai (glycine max) selama proses fermentasi
Oleh :
Rully Triwibowo - H0606026 - Fak. Pertanian
Tempe kedelai merupakan makanan yang sangat dikenal oleh masyarakat
Indonesia. Tempe kedelai diketahui mempunyai kadar stakhiosa penyebab
terjadinya flatulensi yang lebih rendah dibanding kedelai. Tempe kedelai juga
diketahui mempunyai kadar asam lemak essensial (asam oleat, linoleat, dan
linolenat) yang lebih tinggi dibanding kedelai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kadar stakhiosa dan
asam lemak essensial (asam oleat,linoleat dan linolenat) selama proses fermentasi.
Penentuan stakhiosa menggunakan metode High Performance Liquid
Chromatography (AOAC 1999). Penentuan kadar asam lemak essensial meliputi
asam oleat, linoleat dan linolenat menggunakan metode Gas Chromotograpy
(Park dan Goins, 1994). Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan
alternatif waktu fermentasi yang optimal ditinjau dari kadar stakhiosa yang paling
rendah dan kadar asam lemak essensial yang tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar stakhiosa tempe kedelai
semakin menurun seiring semakin lama fermentasi. Persentase penurunan kadar
stakhiosa tertinggi pada 24 jam waktu fermentasi. Sedangkan perubahan kadar
asam oleat, asam linoleat maupun asam linolenat tempe kedelai selama 96 jam
fermentasi mempunyai pola yang sama. Kadar asam lemak essensial terendah
terdapat pada 48 jam waktu fermentasi dan tertinggi pada 96 jam waktu
fermentasi.
Kata kunci: TEMPE KEDELAI (Glycine max), Stakhiosa, Asam lemak essensial.