Abstrak


Peranan Solosche Radio Vereeniging di Surakartata Tahun 1933-1945


Oleh :
Lidya Natalia Susanti - X4406020 - Fak. KIP

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Sejarah berdirinya Solosche Radio Vereeniging di Surakarta, (2) Perkembangan Solosche Radio Vereeniging di Surakarta sampai dengan tahun 1945, (3) Peranan Solosche Radio Vereeniging di Surakarta tahun 1933-1945. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Sumber yang digunakan adalah sumber lisan dan tertulis. Sumber lisan merupakan sumber primer yang dilakukan dengan wawancara terhadap saksi hidup yang mengalami peristiwa terkait. Sedangkan sumber tertulis berupa sumber primer dan sekunder yaitu surat kabar dan buku-buku atau literatur yang berhubungan dengan Solosche Radio Vereeniging di Surakarta tahun 1933-1945. Berdasarkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data historis yaitu suatu analisis data sejarah yang mengutamakan ketajaman dalam melaksanakan kritik dan interpretasi data sejarah. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Sejarah siaran radio di Indonesia dimulai sejak masa pemerintahan Belanda, yaitu dengan berdirinya Bataviase Radio Vereniging di Batavia pada tanggal 16 Juni 1925. Pemerintah Hindia Belanda membangun stasiun diberbagai daerah, salah satunya PK2MN (Perkumpulan Komunitas Karawitan Mardi Raras Mangkunegaran) dibawah asuhan Sri Mangkunegoro VII tahun 1930. Pesawat penerima (receiver) dipercayakan pada suatu perkumpulan kesenian Jawa yaitu Javaanse Kunskring Mardi Raras Mangkunegaran untuk melakukan siaran. Dikarenakan peralatan siaran sudah tidak layak untuk digunakan dan banyak yang rusak, maka atas inisiatif Ir. Sarsito Mangunkusumo berdirilah stasiun radio baru yang diberi nama Solosche Radio Vereeniging (SRV) tanggal 1 April 1933 di Surakarta, (2) Solosche Radio Vereeniging (SRV) bertempat di gedung Pendapa Kepatihan Mangkunegaran. Siaran dari Pendapa tersebut berupa hiburan (nyanyian) anak-anak, klenengan, wayang dan siarannya dapat diterima dengan baik. Solosche Radio Vereeniging (SRV) diketuai oleh Ir. Sarsito Mangukusumo dan sekretaris Soetarto Hardjowahono. Modal SRV yang pertama berasal dari para anggota sendiri dan tentunya atas bantuan Sri Mangkunegoro VII, (3) Peranan Solosche Radio Vereeniging (SRV) dalam masa pergerakan di Indonesia sebenarnya mengandung nasionalisme yang tinggi, akan tetapi radio tersebut lebih terlihat sebagai pengembangan kesenian Jawa khususnya dan Indonesia umumnya. Pada masa Pemerintah Belanda radio siaran mempunyai status swasta, sedangkan masa penjajahan Jepang radio siaran diganti dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku, yang merupakan pusat radio siaran dan berkedudukan di Jakarta.