Abstrak


Studi Difusi Inovasi Program Layanan Listrik Prabayar Pt.Pln (Persero) Apj Surakarta Terhadap Adopsi Inovasi Pada Masyarakat Surakarta


Oleh :
Renia Karlina - D0205115 - Fak. ISIP

Program Layanan Listrik Prabayar merupakan sebuah inovasi baru dari PT. PLN dalam menjual energi listrik dengan cara pelanggan membayar dimuka. Oleh karena itu perlu penyebaran (difusi) agar masyrakat mengetahui adanya program tersebut. Tujuan akhirnya adalah agar masyarakat mengadopsi atau menerima program tersebut. Proses difusi dan adopsi inovasi baru merupakan proses komunikasi yang ingin dikaji lebih mendalam oleh peneliti. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui proses difusi atau penyebaran dan adopsi Program Layanan Listrik Prabayar yang dilaksanakan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta terhadap proses adopsi inovasi masyarakat Kota Surakarta. Metodologi yang digunakan adalah deskripsi kualitatif dengan data primer berasal dari survei dan wawancara. Sedangkan data sekunder berasal dari dokumen-dokumen yang menunjang penelitian ini. Teknik analisis yang digunakan adalah melalui reduksi data, sajian data serta penarikan kesimpulan untuk menjamin validitas data yang diperoleh, maka dalam penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi data. Berdasarkan hasil peneitian, proses difusi Program Layanan Listrik Prabayar PT. PLN (Persero) APJ Surakarta Terhadap Adopsi Inovasi Masyarakat Surakarta lebih ditekankan pada tahap saluran komunikasi. Terdapat dua saluran yaitu melalui media massa dan komunikasi interpersonal. Akan tetapi, yang dianggap paling efektif adalah komunikasi tatap muka (interpersonal). Efek yang ditimbulkan setelah adanya difusi Program Layanan Listrik Prabayar PT. PLN (Persero) APJ Surakarta Terhadap Adopsi Inovasi Masyarakat Surakarta yaitu adanya perubahan pola pikir dan tingkah laku masyarakat berupa proses migrasi dari sistem pascabayar ke prabayar. Setelah difusi yang dilakukan, masyarakat Kota Surakarta mengadopsi Program Layanan Listrik Prabayar ini melalui beberapa tahapan. Peneliti menggunakan teori Everet M. Rogers yang membagi proses adopsi menjadi beberapa tahap, yaitu Pengetahuan (Knowledge), Persuasi (Persuasion), Keputusan (Decisions), Implementasi (Implementations), Konfirmasi (Confirmation). Namun tidak semua narasumber melalui tahapan adopsi yang sama saat difusi berlangsung. Waktu yang dibutuhkan dalam penerimaan inovasi berbeda pada setiap individu. Faktor yang mempengaruhi kecepatan proses adopsi yaitu faktor pendidikan, pengalaman, kepentingan, ekonomi, interaksi, serta sumber daya yang dimiliki. Selain itu dalam penelitian ini diantara anggota sistem sosial yang memegang peranan penting dalam proses difusi adalah agen pembaru. Proses difusi murni dilakukan oleh pihak PLN. Selanjutnya, berperan sebagai agen pembaru dalam difusi Program Layanan Listrik Prabayar di Kota Surakarta yaitu para karyawan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. Dalam penelitian ini tidak ada pemuka pendapat yang membantu mempercepat proses difusi ke masyarakat. Dalam penelitian ini masyarakat sebagai adopter terbagi menjadi beberapa kelompok adopter sesuai dengan kecepatan mereka dalam menerima inovasi baru. Pada penelitan ini narasumber dapat dipetakan menjadi innovator, Early Adopters (Perintis/Pelopor), Early Majority (Pengikut Dini), Late Majority (Pengikut Akhir), Laggards (Kelompok Kolot/Tradisional). Penelitian ini menunjukkan bahwa pengadopsian inovasi di dalam suatu sistem sosial mengikuti kurva normal berbentuk lonceng jika diukur dari banyaknya pengadopsi dari waktu ke waktu.