;

Abstrak


An analysis on the Englsh translation of the Indonesian cultural terms in the bilingual tourisme booklet of Surakarta


Oleh :
Maria Dwi Ratnani Widhi Astuti - C1308507 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menyertakan pula sistem penghitungan sederhana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tehnik-tehnik penerjemahan dan untuk menganalisa kualitas penerjemahan dalam hal keakuratan dan keberterimaan dari sebuah buku panduan wisata dwibahasa yang berjudul Profil Wisata Kota Solo: Tourism Profile of Solo. Analisis tentang kualitas penerjemahan bertujuan untuk mengetahui tentang tingkat keakuratan dan keberterimaan penerjemahan buku panduan wisata dwibahasa. Penelitian ini menerapkan tehnik pemilihan berdasarkan kriteria, karena sampel-sampel dipilih dan dibedakan berdasarkan kriteria tertentu. Ada dua tipe data dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari 127 data yang diambil dari buku panduan wisata berjudul Profil Wisata Kota Solo: Tourism Profile of Solo, versi bahasa Indonesia dan terjemahan bahasa Inggrisnya. Sedangkan, data sekunder diambil dari komentarkomentar para informan. Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa ada delapan jenis tehnik penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam buku panduan wisata dwibahasa tersebut. Tehnik-tehnik penerjemahan tersebut adalah: shift atau transposition (36 data atau 28.35 %), couplet (transference plus functional equivalent) 26 data atau 20.47 %), transference atau borrowing (22 data atau 17.32 %), cultural equivalent (13 data atau 10.23 %), literal translation (10 data atau 7.88 %), addition (6 data atau 4.73 %), functional equivalent (13 data atau 10.23%), dan reduction (1 data atau 0.79 %). Hasil analisis menunjukkan bahwa tehnik penerjemahan yang paling sering digunakan adalah shift atau transposition. Sedangkan, tehnik penerjemahan yang paling akurat untuk diterapkan adalah couplet (transference plus functional equivalent), karena tehnik tersebut adalah yang paling layak digunakan dalam menerjemahkan istilah-istilah budaya. Kemudian, tehnik penerjemahan yang paling tidak akurat adalah reduction, sehingga tehnik ini seharusnya dihindari jika tidak benarbenar dibutuhkan. Hasil analisis tentang segi keakuratan menunjukkan bahwa ada 41 data (32.28%) dari 127 data secara total yang dianggap akurat. Data yang kurang akurat sebanyak 59 data (46.46%) dari 127 data secara keseluruhan. Data yang tidak akurat sebanyak 27 data (21.26%). Selebihnya, tidak ada data yang dianggap tidak akurat. Hasil analisis tentang penggunaan tehnik-tehnik penerjemahan terhadap segi keakuratan menunjukkan bahwa penerjemahan buku panduan wisata dwibahasa dianggap kurang akurat. Hasil analisis tentang segi keberterimaan penerjemahan menunjukkan bahwa ada 68 data (53.55%) yang dianggap sebagai terjemahan yang berterima, 37 data (29.13%) yang dianggap sebagai terjemahan yang kurang berterima, dan 22 data (17.32%) yang dianggap sebagai terjemahan yang tidak berterima. Berdasarkan analisis yang dilakukan, penerjemahan istilah-istilah budaya bahasa Indonesia kedalam bahasa Inggris kebanyakan berterima, karena penerjemahan tersebut menggunakan susunan kata yang benar dan istilah-istilah umum dari bahasa sumber kedalam bahasa sasaran.