;

Abstrak


Evaluasi Kinerja dan Pola Pemeliharaan Jalan Jenderal Sudirman Salatiga


Oleh :
Nurchalif Arief Wibowo - S940809108 - Sekolah Pascasarjana

Jalan Jenderal Sudirman sebagai jalan Arteri Primer di Kota Salatiga menghubungkan dua kota besar yaitu Semarang dan Surakarta. Kepadatan lalu-lintas yang tinggi, penataan parkir dan pedagang kaki lima yang menggunakan badan jalan mengakibatkan kemacetan dan kesemrawutan jalan tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Kota Salatiga menerapkan sistem jalan searah. Penerapan ini menimbulkan akibat, diantaranya yaitu perubahan lalu-lintas baik pada ruas jalan maupun persimpangan jalan Jenderal Sudirman. Dampak lain yang terjadi adalah bertambahnya kerusakan jalan dikarenakan adanya pembongkaran median jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja jalan dan simpang jalan Jenderal Sudirman setelah diterapkan jalan satu arah, evaluasi kondisi dan kekuatan perkerasan jalan, serta penentuan pola pemeliharaan jalan berdasarkan kondisi kerusakan yang ada. Data diperoleh melalui pengambilan data primer (survei volume lalu lintas, survei kerusakan, dan pengambilan benda uji), serta pengumpulan data sekunder (CBR tanah dasar, data iklim, pertumbuhan lalu lintas). Kinerja jalan dan simpang dievaluasi menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997). Evaluasi kondisi jalan dengan metode Pavement Condition Indeks (PCI). Kekuatan struktur perkerasan dievaluasi melalui pengujian Marshall dan menggunakan Metode Analisis Komponen SKBI 1987. Pola Pemeliharaan dievaluasi menggunakan Manual Pemeliharaan Rutin untuk Jalan Nasional dan Jalan Propinsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja ruas jalan Jenderal Sudirman dua arah dengan nilai derajat kejenuhan 0,89 tidak memenuhi syarat derajat kejenuhan MKJI 1997 yaitu kurang dari 0,75 dan masuk pada tingkat pelayanan E dimana sering terjadi kemacetan. Setelah adanya penerapan jalan searah kinerja ruas jalan Jenderal Sudirman memenuhi syarat dengan nilai derajat kejenuhan turun menjadi 0,49 dan masuk pada tingkat pelayanan C dimana arus lalu lintas masih stabil. Hal ini dikarenakan dengan penerapan jalan searah, arus lalu lintas yang ada menjadi turun. Kinerja simpang Golkar dengan nilai derajat kejenuhan 0,513 masih memenuhi persyaratan MKJI 1997 yaitu kurang dari 0,85. Kondisi perkerasan ruas jalan didapatkan nilai rata-rata PCI sebesar 49,89 dengan kondisi jalan buruk (poor), sehingga perlu perbaikan kondisi permukaan. Kekuatan struktur perkerasan jalan tidak memenuhi syarat stabilitas untuk melayani lalulintas sedang sehingga diperlukan penanganan berupa pelapisan ulang (overlay) untuk menambah kekuatan struktur jalan. Untuk tetap memberikan kenyamanan pemakai jalan diperlukan perbaikan dengan menggunakan P2 (laburan aspal setempat) sebesar 36,05 m2, P4 (pengisian retakan) sebesar 1,52 m2, P5 (penambalan lubang) sebesar 41,75 m2, P6 (perataan) sebesar 428,31 m2. Sedangkan untuk desain perkerasan jalan dengan umur rencana 5 tahun diperlukan tebal overlay sebesar 5 cm dengan menggunakan laston.