Abstrak
Hubungan Kekerabatan Bahasa Malagasy dengan Bahasa Maanyan
Oleh :
Noeliharisoa Jasmine Rinah - S11090800 - Sekolah Pascasarjana
Penelitian ini mengkaji hubungan historis bahasa Malagasy dan bahasa Maanyan. Keduanya adalah anggota keluarga bahasa yang sama karena merupakan anggota dari keluarga bahasa Austronesia, khususnya termasuk cabang anggota subkelompok bahasa Melayu-Polynesia Barat. Sebagai anggota keluarga bahasa Austronesia, tentu saja kedua bahasa tersebut memiliki kemiripan dan perbedaan secara leksikal atau fonologis. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk memerikan sistem fonologis BMs dan BMy secara sinkronis, (2) untuk mendeskripsikan refleks fonem-fonem Proto-Melayu Polinesia (PMP) yang mengalami baik retensi maupun inovasi yang terjadi pada BMs dan BMy, (3) untuk menggambarkan relasi historis antara BMs dan BMy dengan mengamati kaidah-kaidah atau hukum korespondensi fonologis yang dapat membuktikan adanya relasi kekerabatan di antara kedua bahasa itu. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari koleksi data dalam penelitian sebelumnya pada BMy, dan data primer khususnya dalam BMs dari koleksi penulis pribadi sebagai penutur bahasa.Penelitian ini dilaksanakan dengan metode dan kerangka teori linguistik diakronis yang menerapkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Kedua metode ini digunakan untuk menemukan evidensi untuk menjelaskan relasi historis kekerabatan antara dua bahasa yang diteliti. Berdasarkan teknik leksikostatistik, dapat diketahui bahwa persentase kognat antara BMs dan BMy sebesar 48,3%. Hal ini membuktikan bahwa hubungan kedua bahasa tersebut termasuk anggota subkeluarga bahasa berkerabat yang sama (Melayu Polinesia Barat).Pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik rekonstruksi luar guna memperlihatkan kaidah korespondensi fonologis yang terdapat pada kedua bahasa itu. Dalam BMs dan BMy, beberapa korespondensi fonologis yang ditemukan. Hal ini meliputi:
*b > /v pada BMs ~ w pada BMy/ - # dan # -
*k > /h pada BMs ~ k pada BMy/ # -
*l > /d pada BMs ~ d pada BMy/ - #
*p > /f pada BMs ~ p pada BMy/ - # dan # -
*ŋ > /n pada BMs ~ ŋ pada BMy/ - #Selain itu, ditemukan fakta bahwa beberapa vokal dalam BMs diganti dengan fonem yang lain pada BMy. Kaidah fonologis yang terjadi pada vokal adalah: *i > /i pada BMs ~ ey pada BMy/ , *a > /a, i pada BMs ~ e pada BMy/. Patut dicatat bahwa pada kedua bahasa tersebut tidak ditemukan fonem /ә/ pada semua posisi. Sejumlah temuan yang menjelaskan karakteristik yang dimiliki oleh kedua bahasa dalam kaidah sekunder/ sporadis meliputi: lenisi (pelemahan bunyi), baik menyangkut kaidah aferesis (awal kata), sinkop (tengah kata), dan apokop (akhir kata); penambahan bunyi yang terdiri dari protesis (awal kata), epentesis (tengah kata), dan paragoge (akhir kata). Kaidah sporadis yang lainnya adalah metatesis, dan pelesapan konsonan /h/ pada posisi awal dan akhir kata yang berlaku pada kedua bahasa yang dikaji.