;

Abstrak


Produksi Biogas dari Biomassa Kotoran Sapi dalam Biodigester Fix Dome dengan Pengenceran dan Penambahan Agitasi


Oleh :
Wedo Sasongko - S900208031 - Sekolah Pascasarjana

Indonesia sebagai negara agraris dan tropis, mempunyai kekayaan alam melimpah sebagai sumber bahan baku bioenergi dalam bentuk biomasa, yang dapat dimanfaatkan untuk menghadapi kelangkaan energi fosil di masa mendatang. Salah satu bahan baku tersebut adalah limbah kotoran sapi. Disamping sebagai sumber pencemar, disisi lain limbah ini dapat dipakai sebagai bahan baku pembuatan biogas. Penelitian optimasi rasio pengenceran optimal dalam produksi biogas secara laboratorium ini menggunakan jerigen modifikasi biodigester 20 l, yang selanjutnya diaplikasikan dilapangan untuk skala semi pilot dengan menggunakan biodigester fix dome 9 m3. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen skala laboratorium dan skala lapangan. Perlakuannya berupa penambahan pengenceran dan agitasi, sedangkan variabel yang diamati adalah produksi biogas. Untuk analisis data skala laboratorium digunakan statistik deskriptif dan statistik multivariat, sedangkan untuk analisis data skala lapangan digunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa efisiensi perombakan bahan dalam substrat (VS, TS, COD), rasio 1:3 masing-masing adalah 81,28%; 80,63%; 80,63%. Pada pengenceran 1:1 efisiensi perombakan VS, TS, COD masing-masing 79,69%; 78,36%; 77,20%. Pada rasio pengenceran 1:5 efisiensi perombakan VS, TS, COD masing-masing 50.28%; 50,64%; 49,77% dan pada pengenceran 1:7 efisiensi perombakan VS, TS, COD masing-masing 50,46%; 50,54%; 49,72%. Produksi biogas paling tinggi pada rasio pengenceran 1:3 sebesar 1,11 l/hari, dan produksi biogas paling cepat dengan rasio 1:1, rerata hasil yang diperoleh adalah 1,03 l/hari. Produksi biogas terendah pada Rasio pengenceran 1:5 dan 1:7 masing-masing; 0,43 l/hari; 0,37 l/hari. Selanjutnya direkomendasikan untuk skala semi pilot dengan rasio pengenceran 1:3, dan 1:1 . Agitasi berpengaruh nyata terhadap efisiensi perombakan bahan terlarut maupun produksi biogas. Efisiensi perombakan rasio pengenceran 1:3 lebih tinggi dibanding 1:1. Hasil pengukuran parameter COD, TS, VS untuk rasio 1:3 masing-masing 78,45%; 82,56%; 82,75%. Pada perombakan rasio 1:1, efisiensi COD, TS, VS masing-masing 51,64%; 65,22%;57,67%. Rerata produksi biogas sebesar 18 m3/hari untuk rasio pengenceran 1:3 dengan agitasi, dan tanpa agitasi 6,62 m3/hari, sedang pengenceran 1:1 adalah 6,16 m3/hari. Kesimpulannya adalah bahwa rasio pengenceran berpengaruh terhadap efisiensi perombakan bahan terlarut pada setiap parameter terukur, demikian pula terhadap biogas. Agitasi dapat meningkatkan efisiensi bahan terlarut dalam substrat dan peningkatan produksi biogas skala semi pilot.