Abstrak


Studi Tentang Kualitas Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling, Faktor Pendukung dan Penghambat Serta Alternatif Pengatasannya pada Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/2010


Oleh :
Desi Wulandari - X3105003 - Fak. KIP

Tujuan Penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui kualitas pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling pada Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri. (2) mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut. Dan (3) merumuskan alternatif pengatasannya. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Subjek penelitian sebanyak 4 Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Batuwarno, yaitu SMP N 1 Batuwarno, MTs. Al-Ikhlas Nurul Burhan Batuwarno, SMP Sultan Agung Batuwarno, dan SMP N 2 Batuwarno. Dalam pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Teknik wawancara digunakan untuk mengungkap pelaksanaan layanan melalui tanya jawab dengan guru pembimbing dan siswa, sedangkan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan bukti pelaksanaan setiap kegiatan layanan. Data hasil penggunaan teknik-teknik tersebut dianalisis secara kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui faktor pendukung maupun penghambat layanan bimbingan dan konseling. Adapun faktor pendukungnya adalah (1) terdapat dua sekolah negeri yang mempunyai guru pembimbing dan terdapat ruang bimbingan konseling, (2) pada jam-jam kosong diperbolehkan mengisi, (3) pemanfaatan papan informasi, dan (4) diberikan waktu untuk pengumuman setelah upacara bendera. Sedangkan penghambatnya adalah: (1) terdapat sekolah yang tidak mempunyai guru pembimbing, sedangkan guru bidang studi tidak mampu menyelenggarakan. (2) terdapat sekolah tertentu yang tidak mempunyai ruang khusus untuk bimbingan dan konseling. (3) sebagian sekolah mempunyai guru pembimbing tetapi belum mampu melaksanakan layanan sesuai dengan seharusnya. (4) bimbingan dan konseling tidak mendapatkan jam masuk kelas. (5) guru pembimbing belum menguasai secara penuh pelaksanaan dan pengadministrasian layanan dengan benar. Altenatif pengatasan yang dapat diberikan adalah dengan berusaha melaksanakan seluruh layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan seharusnya.