Abstrak


Pemikiran Politik Mohammad Hatta Dalam Pergerakan Nasional Indonesia Tahun 1922-1941


Oleh :
Yuli Sri Lestari - K4407047 - Fak. KIP

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan: (1) Biografi Mohammad Hatta, (2) Pemikiran politik Mohammad Hatta, (3) peranan pemikiran politik Mohammad Hatta dalam pergerakan nasional Indonesia tahun 1922-1941. Penelitian ini menggunakan metode historis. Sumber data yang digunakan adalah sumber surat kabar, buku-buku literatur, sumber lain berupa gambar dan sumber lisan. Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan teknik wawancara. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis historis, yaitu analisis yang mengutamakan ketajaman dalam mengolah suatu data sejarah. Prosedur penelitian dengan melalui empat tahap kegiatan yaitu: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi, Sumatera Barat. Pendidikan formal Mohammad Hatta berawal dari Europese Lagere School (ELS), kemudian dilanjutkan ke Meer Vitgebreid Lager Onderwijs (MULO), lalu lanjut ke Prins Hendrik School (PHS), setelah itu Mohammad Hatta melanjutkan ke perguruan tinggi di Belanda yaitu di Handels Hooge Shcool (HHS) dan Nederlandache Handels Hooge School (NHH). Riwayat organisasi bermula saat ia menjabat bendahara JSB Padang tahun 1916-1919. Saat berada di Belanda, ia menjadi anggota di Indonesische Vereniging tahun 1922-1925. Mohammad Hatta menjabat sebagai ketua PI tahun 1925-1930. Menjadi wakil Indonesia dalam gerakan Liga melawan Imperialisme dan Penjajahan di Berlin tahun 1927-1931, kemudian ikut Konggres Demokratique International IV di Paris tahun 1936. Kembali ke Indonesia tahun 1932, mejadi ketua Partai Pendidikan Nasional Indonesia tahun 1934-1935. (2) Pemikiran Politik Mohammad Hatta tertuang dalam pidato pembelaannya sewaktu pengadilan di Den Haag Belanda. Idenya tentang non kooperatif sangat teguh yang dibuktikan dengan penolakan adanya Volksaraad. Pemikirannya mengenai demokrasi kerakyatan dipakai sebagai dasar pembentukan negara Indonesia. (3) Peranan Mohammad Hatta dalam pergerakan nasional Indonesia adalah dengan bergabungnya menjadi anggota PI di Belanda, dan menjadi ketua dalam organisasi tersebut. Mohammad Hatta mempropagandakan keinginan Indonesia untuk merdeka pada dunia luar. Sekembalinya ke Indonesia, Mohammad Hatta turut serta dalam pembentukan PNI Baru. Sistem pendidikan kader diterapkan dalam membentuk generasi pemimpin-pemimpin selanjutnya.