Abstrak


Wanita Jawa Dalam Pendidikan Kolonial (Studi Sekolah Van Deventer di Mangkunegaran Surakarta)


Oleh :
Aris Himawan Setiaji - X4406005 - Fak. KIP

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan : (1) Kondis wanita Jawa pada masa Kolonial, (2) Usaha-usaha yang dilakukan oleh Adipati Mangkunegoro VII dalam memajukan pendidikan di Mangkunegaran, (3) Sistem Pendidikan Sekolah Van Deventer. Sesuai dengan tujuan di atas, maka penelitian ini menggunakan metode historis. Penelitian ini mengambil lokasi di Pura Mangkunegaran, Surakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, wawancara, dan analisis naskah-naskah kuno. Tehnik Analisis Data dalam penelitian ini menggunakan analisis historis yaitu tehnik analisis yang mengutamakan pada ketajaman dalam melakukan interpretasi data sejarah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) pada masa kolonial pendidikan bagi kaum wanita tidaklah dangap penting, wanita masih diangap sebagai golongan sub-ordinat yang tidak memiliki peranan dalam bidang apapun dan hanya berada diwilayah domestik saja. Wanita hanyalah golongan kelas dua yang berada di bawah golongan laki-laki, kedudukan wanita diangap tidak sederajat dengan laki-laki. Dalam hal pendidikan wanita hanya memperoleh pendidikan dari lingkungan non formal atau keluarga saja, wanita dididik dan diajarkan bagai mana menjadi ibu dan istri yang harus patuh terhadap kehendak suami. (2) Mangkunegoro VII mengusahakan kemajuan dalam bidang pendidikan di wilayahnya, seperti pendidikan formal yang berupa pendirian sekolah-sekolah. Diantaranya sekolah-sekolah desa dan sekolah Siswo Mangkunegaran. Selain itu juga mengusahakan sekolah bagi kaum wanita yaitu sekolah Van Deventer. Selain pendidikan formal, Mangkunegoro VII juga menyelenggarakan pendidikan non formal yaitu melalui organisasi-organisasi pemuda dan usaha pemberantasan buta huruf. Bahkan dalam memajukan pendidikan tersebut, Mangkunegoro VII juga mengusahakan pemberian bea siswa, (3) Sekolah Van Deventer didirikan pada tahun 1927 oleh Yayasan Van Deventer fonds yang berpusat di Nederlands pada masa Mangkunegara VII, sekolah Van Deventer di tutup stelah runtuhnya kekuasaan Belanda di Indonesia kemudian digantikan dengan kekuasaan Jepang. Sekolah ini merupakan sekolah milik swasta yang didirikan untuk anak-anak wanita. Dalam peyelegaraannya sekolah Van Deventer ini selain didanai langsung oleh Yayasan Van Deventer fonds juga mendapat bantuan dari Mangkunegaran. Pada masa pemerintahan praja Mangkunegoro VII sekolah Van Deventer banyak mengalami kemajuan. Sekolah ini mampu menjadi sekolah wanita favorit pada masa itu, selain mendapat perhatian kusus dari Mangkunegara VII dan istri nya sendiri, sekolah Van Deventer ini juga memiliki fasilitas dan materi pelajaran yang berbeda dibandingkan sekolah wanita yang ada di Mangkunegaran sebelumnya. Disekolah ini para wanita dididik dan dipersiapkan untuk memasuki kehidupan rumah tangga dengan segala tanggung jawabnya, dengan diberi bekal ilmu pengetahuan yang cukup mengenai kerumahtanggaan dan pengetahuan berbagai macam ketrampilan.