Abstrak


Industri kreatif kaos studi deskriptif kualitatif proses pengelolaan kreatif dan hubungan kerja dalam industri kreatif kaos di kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta


Oleh :
R. Wing Widjatmiko P.J. - D0305054 - Fak. ISIP

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses kreatif pengelolaan produksi dan pemasaran dalam industri kaos dan mengetahui hubungan kerja dalam industri kreatif kaos untuk mengembangkan dan menjaga kelangsungan usaha. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam menggali data-data dari lapangan, yaitu melalui teknik wawancara mendalam, dan observasi langsung. Data primer diperoleh dari hasil wawancara. Untuk menguji validitas data digunakan triangulasi data yaitu merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu seperti dokumentasi gambar. Triangulasi mencerminkan suatu upaya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai fenomena yang sedang diteliti. Pengambilan sampel penelitian ini adalah melalui purposive sampling yaitu pemilihan sampel secara sengaja dengan maksud menemukan apa yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa proses kreatif pengelolaan produksi dan pemasaran yang dilakukan oleh industri kreatif kaos merupakan proses kreasi dan seni dalam menciptakan produk bernilai estetis. Proses tersebut meliputi bagaimana konsep desain yang akan dipakai pada kaos, namun tidak berhenti pada konsep atau gagasan saja. Konsep atau gagasan tersebut harus dapat diwujudkan dan digunakan oleh masyarakat. Artinya industri kreatif harus memperhatikan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat saat menciptakan suatu konsep desain. Kemudian terdapat bentuk hubungan subkontrak di dalam industri kreatif kaos ini. Ada hubungan subkontrak komersial antara perusahaan FIBERS sebagai principal dengan perusahaan RUSTER sebagai perusahaan subkontraktor. Fibers mensubkontrakkan produksinya pada RUSTER karena tidak memiliki faktor produksi seperti alat-alat produksi kaos dan tenaga kerja produksi kaos. Kemudian terdapat hubungan subkontrak industrial antara perusahaan MCK sebagai subkontraktor dan perusahaan DEMON.INC sebagai principal. DEMON.INC mensubkontrakkan produksinya pada MCK karena tidak memiliki faktor produksi seperti alat-alat produksi kaos dan tenaga kerja produksi kaos. Selain itu dalam industri kreatif kaos ini terdapat hubungan patron dan klien. Hal ini ditandai dengan pegawai yang bekerja di usaha FIBERS yang merupakan rekan pengusaha yang tinggal di lingkungan sekitar usaha tersebut. Dalam hal ini pengusaha merupakan patron yang memiliki aset usaha dan pegawai adalah klien yang bekerja pada pengusaha.