Abstrak


Studi Relevansi Standar Kompetensi KTSP SMK terhadap Kebutuhan Tenaga Mekanik Bengkel Sepeda Motor di Kodya Surakarta


Oleh :
Ade Saputra - K2506008 - Fak. KIP

Tujuan Penelitian adalah (1) memperoleh deskripsi kompetensi lulusan yang dibutuhkan oleh industri jasa otomotif (bengkel motor); (2) memperoleh deskripsi keahlian lulusan yang dibutuhkan oleh industri jasa otomotif (bengkel motor); (3) mengetahui relevansi antara standar kompetensi KTSP SMK Dengan kebutuhan tenaga mekanik bengkel sepeda motor. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga mekanik yang ada di Kodya Surakarta, dan seluruh kepala bengkel yang ada di dalamnya. Teknik sampling yang digunakan yaitu sampel bertujuan (purposive sampling), data ditentukan secara purposive berdasarkan karakteristik bengkel. Bengkel yang diambil adalah bengkel motor umum (bengkel motor yang menangani semua merek kendaraan) di Surakarta. Jumlah bengkel motor umum yang ada di Kodya Surakarta yang di ambil dalam penelitian ini sebanyak 28 bengkel dengan total 82 mekanik. Data penelitian ini diperoleh dari dokumentasi Mendikdasmen, kebutuhan industri jasa otomotif di Kodya Surakarta. Dari observasi terhadap bengkel, penyebaran angket terhadap mekanik, dan wawancara terhadap kepala bengkel. Dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif model alir yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992), analisis dilakukan dalam 3 langkah, yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan data. Untuk menganalisis data yang sudah terkumpul, peneliti menggunakan prosentase sampel untuk mengetahui tingkat kesesuaian standar kompetensi KTSP SMK dengan kebutuhan tenaga mekanik bengkel sepeda motor. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan (1) bidang usaha yang ada dimasyarakat pada saat ini sudah membentuk suatu kekhususan/spesialiasi, dimana satu bidang usaha hanya menangani satu jenis pekerjaan. (2) standar kompetensi yang telah dibuat MENDIKDASMEN sudah “Sangat tinggi/sangat sesuai” dengan kebutuhan industri jasa otomotif di Kodya Surakarta. (3) dari enam belas komponen yang ada tingkat kebutuhan bengkel umum terhadap standar kompetensi tersebut adalah sepuluh komponen standar kompetensi dinyatakan kebutuhannya sangat tinggi yaitu melakukan perbaikan sistem hidrolik, memelihara baterai, melakukan perbaikan sistem bahan bakar bensin, melakukan perbaikan unit kopling berikut komponen-komponen sistem pengoprasiannya, melakukan perbaikan sistem rem, melaksanakan pekerjaan servis roda, ban dan rantai, melakukan perbaikan ringan pada rangkaian sistem kelistrikan dan instrumen, melakukan perbaikan sistem starter, melakukan perbaikan sistem pengisian, melakukan perbaikan sistem pengapian. Empat komponen dinyatakan tinggi yaitu memperbaiki sistem gas buang, melakukan overhoul kepala silinder, melakukan perbaikan engine berikut komponen-komponennya, melakukan perbaikan sistem suspensi, satu komponen dinyatakan cukup tinggi yaitu melakukan perbaikan pada transmisi manual, dan satu komponen dinyatakan sangat rendah yaitu melakukan overhoul sitem pendingin berikut komponen-komponennya. (4) selain Standar kompetensi yang sudah ditetapkan masih ada kompetensi lain yang dibutuhkan dari para pelaku industri jasa otomotif yaitu kompetensi perbaikan transmisi otomatis, kompetensi perawatan dan perbaikan sistem injeksi bensin atau yang sering dikenal dengan sebutan sistem efi (electronic fuel injection), kompetensi pelayanan pelanggan, dan kompetensi pengelolaan manajemen bengkel. (5) standar kompetensi teknik sepeda motor KTSP SMK sebesar 95,43% dari 28 bengkel dengan 82 mekanik sesuai dengan kebutuhan tenaga mekanik bengkel sepeda motor yang ada di kodya Surakarta, dan sebesar 4,57% dari 28 bengkel dengan 82 mekanik tidak sesuai dengan kebutuhan tenaga mekanik bengkel sepeda motor yang ada di kodya Surakarta. Ketidaksesuaian sebesar 4,57% yang ada bukan karena disebabkan kecilnya kebutuhan industri jasa otomotif akan kompetensi tersebut, akan tetapi lebih disebabkan karena adanya faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor tersebut adalah adanya keterbatasan kemampuan pada mekanik dan juga sudah banyak unit usaha jasa yang secara khusus menangani suatu bidang tertentu (misal khusus kenteng velg, pengecatan/ air brush, dan khusus pengelasan.