Abstrak


Media Dan Wacana Pendidikan Pondok Pesantren (Sebuah Studi Critical Analysis Wacana Pendidikan Pondok Pesantren yang Direpresentasikan dalam Novel Negeri 5 Menara Karya Ahamad Fuad)


Oleh :
Sulis Dian Martanti - D1208619 -

Dengan asumsi epistemologis bahwa pemahaman kepada suatu realitas selalu di jembatani oleh nilai-nilai tertentu (value mediated finding), maka tipe analisis wacana yang dipakai, yaitu Critical Discourse Analysis. Analisis ini berdiri di atas pendekatan subjektif, yang memiliki bahwa realitas dan atau pengetahuan sosial tidak memiliki sifat yang obyektif, melainkan interpretatif. Penggunaan tiap bahasa dianggap mengandung pesan tersembunyi (laten), serta cenderung membawa konsekuensi ideologis komunikatornya. Analisis wacana kritis bersifat holistik dan subyektif. Analisis wacana kritis, berupaya melihat nilai-nilai yang mendasari pernyataan seorang komunikator. Nilai-nilai itu yang menjadi moral concern analisis wacana kritis, sekaligus menjadi dasar aksiologis lewat prinsip-prinsip emansipatoris, kritik, transformasi, atau pun penguat sosial. Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang wacana Pendidikan Pondok Pesantren Gontor dalam Teks Novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi. Fokus pernyataannya adalah bagaimana Ahmad Fuadi mengkonstruksikan wacana tersebut dalam bangunan kata dan kalimat. Serta bagaimana bahasa dan simbol yang digunakan dalam merepresentasikan maksud dari novel. Tiap kata dan kalimat yang dipergunakan dimaknai menunjukkan sebuah praktek ideologi. Hal ini mengacu pada analisis yang ditawarkan Roger Fowler dkk. Dalam novel ini terdapat wacana-wacana yang muncul seperti Kurikulum pendidikan di Pondok Pesantren Gontor, Metode pendidikan dalam praktek pengajaran, Disiplin, dan Keteladanan sebagai bentuk dari motivasi. Setelah dianalisis dengan CDA model Fowler dkk.diperoleh hasil bahwa kata-kata dan kalimat yang di pakai oleh Ahmad Fuadi, dalam bercerita cenderung atau bahkan lebih berpihak pada pendidikan yang diajarkan di Pondok Pesantren Gontor. Fuadi menceritakan bagaimana kurikulum yang jauh berbeda dengan sekolah umum, dengan metode-metode pengajaran yang lebih intensif, disiplin tinggi dan dengan memberikan motivasi dan atau keteladanan seta dukungan penuh terhadap pendidikan dalam kata-kata dan kalimat provokatif, persuasif, propagandis, dan subyektif. Disebabkan Fuadi mempunyai latar belakang pernah belajar dan nyantri di Pesantren Gontor. Dengan hasil yang di perolehnya sekarang dan pencapaian ilmu yang terus mengalir yang sangat bermanfaat dalam berbagai kehidupannya. Disinilah, bentuk praktek ideologi pengarang telah bermain.