Abstrak
Pengaruh Gerak Makan dan Sudut Potong Utama terhadap Hasil Kesilindrisan Permukaan Benda Kerja ST 42 pada Proses Bubut Silindris
Oleh :
Stefanus Dany Ardinta - I1406524 - Fak. Teknik
Suatu produk yang berkualitas diperoleh dari kondisi pemotongan yang baik. Salah satu penyimpangan yang disebabkan oleh kondisi pemotongan adalah kesilindrisan hasil proses, maka dari itu pada penelitian ini dilakukan pengujian pengaruh gerak makan (f) dan sudut potong utama (Kr) terhadap kesilindrisan hasil permukaan benda kerja pada proses bubut silindris.
Proses permesinan dilakukan dengan kedalaman potong 0,5 mm dengan memvariasikan gerak makan (f) dan sudut potong utama (Kr) dengan putaran spindle (n) konstan dari benda kerja ST 42 yang mempunyai diameter 30 mm dengan panjang 150 mm dan dibubut sepanjang ± 120 mm menggunakan pahat HSS. Setelah benda kerja dibubut, kemudian benda kerja diukur kesilindrisannya dengan menggunakan Blok – V dan Dial Indicator.
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa pada pemakaian Kr = 90°(β = 60°, γ = 3°, α = 27°) nilai kesilindrisannya = 180 – 340 µm, Kr = 70°(β = 60°, γ = 3°, α = 27°) nilai kesilindrisannya = 340 - 510 µm, dan Kr = 60°(β = 60°, γ = 3°, α = 27°) nilai kesilindrisannya = 610 – 800 µm. Gerak makan memberikan pengaruh besar terhadap kesilindrisan permukaan, karena semakin besar gerak makan, maka semakin besar nilai kesilindrisannya. Hal ini disebabkan semakin tidak silindris pada benda kerja pada saat proses permesinan. Sudut potong utama (Kr) juga memberikan pengaruh besar terhadap kesilindrisan permukaan, karena semakin kecil Kr, maka semakin besar nilai kesilindrisannya. Hal ini disebabkan pemakaian Kr yang kecil tidak menguntungkan sebab akan menurunkan ketelitian geometrik produk dalam hal ini juga mempengaruhi hasil kesilindrisannya dan menyebabkan benda kerja menjadi tidak silindris (kesilindrisan semakin besar).