Abstrak


(Analisis Deskriptif Kualitatif mengenai Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Sawahan Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten) Partisipasi Masyarakat Dalam Kegiatan Program Nasional Pe


Oleh :
Tiwuk Adinala Dwi Andari - D0306061 - Fak. ISIP

PNPM Mandiri Perkotaaan mempunyai strategi dan orientasi yang lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakat dan institusi lokal sehingga menempatkan masyarakat setempat sebagai pelaku utama proyek, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, serta pengawasan dengan intensitas keterlibatan sampai pada pengambilan keputusan sehingga diharapkan setelah proyek berakhir upaya penanggulangan kemiskinan dapat dijalankan sendiri oleh masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan. Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Sawahan, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam setiap kegiatan pemberdayaannya serta hal – hal apa saja yang mendukung dan menghambat upaya pemberdayaan masyarakat dalam PNPM Mandiri Perkotaan. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian analisis deskriptif kualitatif. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder dengan tehnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Tehnik penarikan sampel menggunakan tehnik purposive sampling. Untuk menjamin validitas data digunakan trianggulasi sumber data, sedangkan analisis data yang digunakan adalah analysis interaktif. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pertama, pendekatan pemberdayaan masyarakat yang ada dalam PNPM Mandiri Perkotaan telah berhasil menanamkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan pelaku – pelaku yang ada didalamnya, sehingga terbangun kebersamaan makna dan respon. Aplikasi respon dilapangan yang ditunjukan masyarakat positif sehingga respon tersebut mampu menggerakan partisipasi warga masyarakat terhadap setiap program kegiatan. Kedua, PNPM Mandiri Perkotaan berorientasi kepada pemberdayaan masyarakat. Perencanaannya tidak menggunakan system top down tetapi bottom up planning, sedangkan pemerintah bertindak selaku fasilitator, sehingga program kegiatannya menyesuaikan dengan kebutuhan nyata masyarakat, menyesuaikan pelaksanaan pembangunan desa dengan kondisi budaya setempat, baik psikologi, ekonomi dan sosial serta keinginan aspirasi masyarakat setempat. Ketiga, memberikan motivasi dan stimulasi berupa dana untuk pembangunan fisik dan pelatihan – pelatihan ketrampilan dimana stimulasi tersebut merupakan hibah murni dari pemerintah, serta kegiatan pinjaman ekonomi produktif secara bergulir dimana stimulasi tersebut masyarakat harus mengembalikannya demi keberlanjutan kegiatan ekonomi produktifnya serta keberlanjutan program. Keempat, masyarakat tergerak untuk memberikan respon dan menunjukan tingkah laku yang positif yang dikehendaki oleh program yaitu berupa dukungan partisipasi masyarakat.