Abstrak
Pembuatan Sabun Cair dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah)
Oleh :
Wahyu Putri Utami - I8308112 - Fak. Teknik
Minyak goreng merupakan salah satu bahan pokok yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, terutama di dalam rumah tangga. Bahaya konsumsi minyak goreng bekas menyebabkan berbagai penyakit maka dilakukan upaya untuk memanfaatkannya agar tidak terbuang dan mencemari lingkungan dengan mengolahnya kembali baik sebagai media penggorengan ataupun sebagai bahan baku pembuatan sabun.
Sampel yang digunakan adalah minyak goreng bekas menggoreng tahu dan tempe setelah pemakaian 2-4 kali penggorengan dari rumah tangga peneliti sendiri. Pemanfaatan minyak goreng bekas ini dilakukan dengan proses pemurnian yang terdiri dari tiga tahap, yaitu proses penghilangan kotoran pada minyak goreng bekas dengan cara disaring menggunakan kertas saring, kemudian dinetralisasi dengan mereaksikan minyak goreng hasil penghilangan kotoran dengan KOH 15 g/100 mL larutan dan pemucatan dengan menggunakan karbon aktif sebanyak 7,5 % dari berat minyak goreng bekas yang digunakan. Minyak goreng hasil pemurnian tersebut digunakan untuk pembuatan sabun cair yang melalui proses penyabunan dan dilakukan dengan tiga variabel yaitu konsentrasi KOH (g/100 mL larutan): 20, 30, 40, 50, temperatur proses (OC): 40, 50, 60, 70 dan lama waktu saponifikasi (menit): 50, 60, 70, 80,
Hasil optimum terdapat pada minyak goreng bekas pemakaian 2 kali dengan menggunakan karbon aktif sebanyak 7,5 % dari berat minyak goreng, konsentrasi KOH 40 g/100 mL larutan, suhu operasi 70 0C dan lama reaksi saponifikasi 80 menit. Dengan kadar air, jumlah asam lemak, alkali bebas dan FFA pada sabun yang telah sesuai dengan SNI 06-3532-1994 yaitu sebagai syarat standar mutu sabun mandi cair.