Abstrak


Hubungan antara Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Kentang dengan Tingkat Penerapan Budidaya Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum) di Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar


Oleh :
Tiara Santi - H0406074 - Fak. Pertanian

Pembangunan adalah upaya sadar dan terencana untuk melaksanakan perubahan-perubahan yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi dan perbaikan mutu-hidup atau kesejahteraan seluruh warga masyarakatnya. Salah satu usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yaitu dengan meningkatkan ketahanan pangan. Untuk menjaga agar ketahanan pangan terus meningkat, maka cara yang digunakan adalah dengan meningkatkan produktivitas pertanian. Peningkatkan produktivitas pertanian dapat dicapai dengan meningkatkan produktivitas tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura yang dapat dijadikan alternatif dalam peningkatan pendapatan petani serta dapat menggantikan pangan pokok yaitu tanaman kentang. Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar adalah daerah yang memiliki suhu rendah dan curah hujan yang tinggi sehingga berpotensi untuk menghasilkan komoditas kentang berkualitas tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik sosial ekonomi petani, tingkat penerapan budidaya tanaman kentang dan Mengkaji hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan tingkat penerapan budidaya tanaman kentang yang diterapkan oleh petani di Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purpossive). Metode pengambilan sampel secara sensus dengan sampel sebanyak 37 responden. Metode analisis data yang digunakan Uji Compare Means. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan tingkat penerapan budidaya tanaman kentang digunakan uji korelasi Rank Spearman (rs) dengan menggunakan program komputer SPSS 17,0 for windows. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar umur petani adalah tua (48,65 %), pendidikan formal petani dalam kategori rendah(48,65%), pendidikan non formal petani dalam kategori tinggi (45,94%), luas usahatani dalam kategori sempit (40,54 %), pendapatan dalam kategori tinggi (54,05 %), dan pengalaman dalam kategori tinggi (45,95%). Sementara pada tingkat penerapan budidaya tanaman kentang menunjukan persiapan bibit dalam kategori baik (12.05), pengolahan lahan dalam kategori sangat baik (9.35), pemeliharaan dalam kategori baik (10.65), panen dalam kategori kurang baik (2.03), dan untuk total keseluruhan tingkat penerapan budidayanya dalam kategori baik (34.08). Dari uji korelasi Rank Spearman pada taraf kepercayaan 95% menunjukan adanya hubungan yang tidak signifikan antara umur, pendidikan formal, luas lahan dan pendapatan dengan tingkat penerapan budidaya tanaman kentang. Namun, terdapat hubungan yang sangat signifikan antara pendidikan non formal dan pengalaman dengan tingkat penerapan budidaya tanaman kentang.