Abstrak


Kajian metode ekstraksi oleoresin temulawak (Curcuma Xanthorrhiza roxb.) dengan pengeringan solar dryer terhadap kadar kurkuminoid, total fenol dan aktivitas antioksidan


Oleh :
Theresia Agniest Pricilla Vitanti - H0607031 - Fak. Pertanian

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan salah satu jenis tanaman obat yang cukup tinggi produksinya di Indonesia. Umumnya, temulawak diperdagangkan dalam bentuk temulawak segar atau produk olahan sederhana seperti simplisia temulawak dan bubuk temulawak. Produk olahan temulawak yang dapat dikembangkan lainnya adalah oleoresin temulawak. Oleoresin temulawak merupakan campuran minyak dan resin yang diperoleh dari ekstraksi bubuk temulawak dengan menggunakan pelarut organik. Oleoresin memiliki rasa dan aroma yang sama dengan bahan yang diekstrak. Dikarenakan karakteristik tersebut, maka oleoresin dimanfaatkan sebagai bahan baku flavor dan pewarna makanan, selain sebagai bahan baku pada industri obat. Oleoresin temulawak mengandung senyawa aktif yang dapat menunjang pemanfaatannya pada industri obat dan makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ukuran bubuk temulawak, lama perendaman bubuk temulawak, serta interaksi antara keduanya berpengaruh terhadap kadar kurkuminoid, total fenol dan aktivitas antioksidan oleoresin temulawak. Pemilihan solar dryer dalam proses pengeringannya didasarkan pada penelitian terdahulu yang membandingkan teknik pengeringan alami dengan solar dryer, dan hasil terbaik ditunjukkan pada pengeringan solar dryer. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor: variasi ukuran bubuk temulawak (60, 80 dan 100 mesh) dan variasi lama perendaman (ekstraksi) bubuk temulawak (12, 24 dan 36 jam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran bubuk temulawak dan lama perendaman bubuk temulawak berpengaruh terhadap kadar kurkuminoid, total fenol dan aktivitas antioksidan oleoresin temulawak. Akan tetapi, tidak terjadi interaksi antara kedua faktor tersebut. Artinya, ukuran bubuk temulawak dan lama perendaman bubuk temulawak tidak saling mempengaruhi terhadap kadar kurkuminoid, total fenol dan aktivitas antioksidan. Kata kunci : Temulawak, oleoresin, kurkuminoid, total fenol, aktivitas antioksidan