Abstrak


Penggunaan Bahasa Jawa Oleh Tukang Becak Di Stasiun Balapan Surakarta (Suatu Tinjauan Sosiolinguistik)


Oleh :
Hario Wicaksono - C0106025 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif tentang penggunaan bahasa Jawa oleh tukang becak di Stasiun Balapan Surakarta. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) bagaimana bentuk tingkat tutur, alih kode dan campur kode pada penggunaan bahasa Jawa oleh tukang becak di Stasiun Balapan Surakarta, (2) bagaimana karakteristik penggunaan bahasa Jawa oleh tukang becak di Stasiun Balapan Surakarta, (3) apakah faktor yang melatarbelakangi penggunaan bahasa Jawa oleh tukang becak di Stasiun Balapan Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan bentuk penggunaan bahasa Jawa oleh tukang becak di Stasiun Balapan Surakarta, (2) mendeskripsikan karakteristik pemakaian bahasa Jawa oleh tukang becak di Stasiun Balapan Surakarta, (3) mendeskripsikan faktor-faktor yang melatarbelakangi pemakaian bahasa Jawa oleh tukang becak di Stasiun Balapan Surakarta. Sumber data pada penelitian ini berasal dari informan, yaitu tukang becak di Stasiun Balapan Surakarta. Data yang digunakan berupa data lisan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua tuturan tukang becak di Stasiun Balapan Surakarta. Sampel penelitian ini adalah tuturan bahasa Jawa dari tukang becak yang berada di Stasiun Balapan Surakarta saat berinteraksi atau bertutur yang menggunaka tingkat tutur, alih kode, dan campur kode. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode simak, metode cakap dan catat. Metode analisis yang digunakan adalah metode padan, dan metode penyajian hasil analisis data yang digunakan adalah metode formal dan informal. Hasil dari penelitian ini adalah deskripsi bentuk tingkat tutur, alih kode dan campur kode pada penggunaan bahasa Jawa oleh tukang becak di Stasiun Balapan Surakarta.dimpulkan beberapa hal: (1) bentuk tingkat tutur yang ditemukan, yaitu tingkat tutur ngoko yang terdiri dari ngoko lugu, dan ngoko andhap, serta tingkat tutur madya yang terdiri dari madya ngoko, madyantara dan madya krama, juga tingkat tutur krama yang terdiri dari mudha krama dan wredha krama; bentuk alih kode ditemukan alih kode tingkat tutur yaitu alih kode dari tingkat tutur madya ke ngoko, alih kode dari tingkat tutur madya ke krama, dan alih kode dari tingkat tutur krama ke ngoko juga terdapat alih kode dari bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia; bentuk Campur kode yang ditemukan diantaranya campur kode berwujud kata, frase, kata ulang, dan klausa, (2) karakteristik yang ditemukan yaitu meskipun tukang becak berasal dari beberapa wilayah, tetapi tingkat tutur madya dominan digunakan, (3) Faktor-faktor yang melatarbelakangi penggunaan bahasa Jawa oleh tukang becak di Stasiun Balapan Surakarta, ditemukan 8 komponen tutur untuk mengetahui peristiwa tutur, yaitu Setting and Scene, Participant, Ends, Act Sequence, Key, Instrumentalities, Norm, dan Genres.