Abstrak
Komunikasi Politik dalam Relokasi Pkl ( Studi tentang Komunikasi Politik Wali Kota Ir. H. Joko Widodo dalam Penanganan Relokasi PKL Monumen Perjuangan 45 Banjarsari di Surakarta Tahun 2005)
Oleh :
Fasichah Tia Nur - D1209037 - Fak. ISIP
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberhasilan Walikota Solo dan segenap jajaran aparatnya memindahkan ratusan pedagang kaki lima (PKL) dari Monumen Perjuangan 45 ke pasar baru yang sudah dipersiapkan. Keberhasilan pemindahan PKL menjadi fenomena yang perlu ditelaah lebih lanjut, di mana untuk studi komunikasi adalah dari sisi komunikasi politiknya, tepatnya langkah-langkah komunikasi politik Ir H Joko Widodo dan segenap jajarannya,
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu untuk mengemukakan gambaran atau pemahaman (understanding) atas keberhasilan relokasi PKL melalui suatu hubungan antara komunikasi politik dan relokasi PKL guna mengetahui kiat-kiat apa sajakah yang dapat diambil sebagai kunci sukses dalam menangani relokasi PKL. Penelitian ini dilakukan di Monumen Perjuangan 45 Banjarsari Surakarta dan Pasar Notoharjo yang terletak di Semanggi adapun sumber data meliputi data primer yang diperoleh melalui wawancara maupun sumber data sekunder yang berasal dari dokumen-dokumen. Tekhnik pengambilan sample dengan jenis purposive sampling dimana peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui permasalahan secara mendalam. Sedangkan tekhnik analisa data dalam penelitian ini, dilakukan setelah data-data diperoleh melalui teknik wawancara mendalam dan observasi. Kemudian data-data tersebut, di analisis dengan saling berhubungan untuk mendapatkan dugaan sementara, yang dipakai dasar untuk mengumpulkan data berikutnya, lalu dikonfirmasikan dengan informan secara terus menerus secara triangulasi.
Bagaimana langkah-langkah penanganan relokasi PKL meliputi proses relokasi publik, sosilisasi dan konsultasi publik, persiapan tempat relokasi dan relokasi dengan kirab budaya memberikan makna bagaimana komunikasi yang tepat dibutuhkan dalam menangani relokasi PKL. Komunikasi dengan berbagi pesan, mengindentifikasi penerima pesan dengan memanusiakan mereka melalui duduk setara dan mendengar apa yang mereka keluhkan terbukti berpengaruh besar dalam mengubah perilaku seseorang untuk mendapatkan kesepahaman bersama melalui suatu jaringan komunikasi politik itu sendiri.
Teori empati, homofili dan komunikasi convergence diaktualisasikan oleh Joko Widodo dengan baik secara personal. Teori empati, homofili dan komunikasi convergence menjadi sebuah “instrumen” komunikasi politik yang efektif bagi Walikota Solo ini dalam melaksanakan kepemimpinannya. Lima tahun dalam masa jabatannya, tidak terdapat gejolak yang berarti dari masyarakat terhadap Joko Widodo. Semua hanya karena komunikasi yang dilaksanakannya sangat efektif bahkan di periode berikutnya Jokowi menang mutlak tanpa kampanye.