Abstrak
Penyerbuan Markas Jepang Di Kotabaru Yogyakarta 7 Oktober 1945
Oleh :
S.A Fithria Ulfa - K4407004 - Fak. KIP
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Proses penyerbuan
markas Jepang di Kotabaru Yogyakarta, (2) Peran Badan Keamanan Rakyat dan
instansi pemerintah Yogyakarta dalam penyerbuan markas Jepang di Kotabaru, (3)
Dampak penyerbuan markas Jepang di Kotabaru terhadap kelanjutan perjuangan
bangsa Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
historis. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam metode historis meliputi
heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini berupa sumber primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dengan
studi pustaka. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis historis
dengan melakukan kritik ekstern dan intern.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1)
penyerbuan markas Jepang di Kotabaru diawali dengan perundingan antara Jepang
dengan pejuang Yogyakarta yang berlangsung pada tanggal 6 Oktober 1945,
perundingan ini tidak mencapai mufakat karena Jepang tidak mau menyerahkan
senjatanya pada pejuang Yogyakarta, sehingga pada tanggal 7 Oktober 1945
dilakukan penyerbuan ke markas Jepang oleh para pejuang Yogyakarta. (2) Badan
Keamanan Rakyat merupakan pemimpin perundingan dan pertempuran di Kotabaru,
selain itu KNID Yogyakarta dan Polisi Istimewa juga ikut serta dengan menjadi
penyemangat para pejuang lainnya karena Badan Keamanan Rakyat dan Polisi
Istimewa telah memiliki persenjataan yang modern sehingga menjadi pelindung
laskar rakyat yang bersenjata tradisional, para pemuda di sekitar Kotabaru juga ikut
dalam pertempuran dengan bergabung dan diberi nama laskar rakyat. (3) Dampak
pertempuran Kotabaru ini memberikan kekuatan baru bagi Badan Keamanan Rakyat,
hal ini disebabkan karena persenjataan Jepang yang berhasil direbut diberikan
kepada Badan Keamanan Rakyat sehingga dapat melebur menjadi Tentara
Keamanan Rakyat, dan kemenangan di Kotabaru ini memberikan semanagat
perjuangan untuk melucuti senjata Jepang yang bermarkas di Pingit dan Maguwo.