Abstrak


Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Game Tournamen (Tgt) untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Pecahan pada Siswa Kelas V Sd Negeri IV Pasekan Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri Semester II Tahun Ajaran 2010/2011


Oleh :
Prabawati Rini Mintarja - X7109081 - Fak. KIP

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal pecahan dengan penerapan model kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dapat pada siswa kelas V SD Negeri IV Pasekan. (2) Untuk mendeskripsikan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas V SD Negeri IV Pasekan yang berjumlah 10 siswa. Objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika mengenai penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah 1) observasi, (2) wawancara, (3) tes dan (4) dokumentasi. Analisis data yang dipakai adalah model ineratif oleh Miles dan Huberman. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1) Meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan pecahan pada siswa kelas V SD N IV Pasekan. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan rata – rata kelas yang pada tes awal hanya sebesar 40, 10, siklus I menjadi 61, 025 dan siklus II menjadi 80. Untuk siswa yang belajar tuntas pada tes awal hanya 20% dalam siklus I meningkat menjadi 60 % dan siklus II meningkat lagi menjadi 80%. (2) Meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terbukti yaitu dengan keberanian siswa dalam berkomunikasi menyampaikan pendapatnya dan kemampuan bekerjasama yang semakin baik. Jika sebelum dilakukannya tindakan siswa tidak berani untuk bertanya dan mengajukan pendapatnya kepada guru, hubungan antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa kurang baik dan tidak terjalin komunikasi yang baik tetapi setelah dilakukannya tindakan siklus I dan II siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, komunikasi dan hubungan antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa menjadi sangat baik.