Abstrak


Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Analytic Network Process (Studi Kasus Di Divisi Perencanaan Pt.Pln (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Surakarta)


Oleh :
Dewi Nur Pratiwi - I0307036 - Fak. Teknik

Divisi Perencanaan PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Surakarta merupakan salah satu divisi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana umum pengembangan tenaga listrik (RUPTL), rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP), dan perencanaan pengembangan jaringan distribusi dan gardu induk. Sistem pengukuran kinerja yang digunakan selama ini adalah berdasarkan kontrak manajemen PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah tahun 2011. Oleh karena itu perlu dilakukan Proses cascading untuk memecah sasaran strategis di tingkat perusahaan menjadi lebih detail dan dijabarkan di tingkat divisi bahkan sampai tingkat individu, dengan keterkaitan yang jelas sehingga terjadi keselarasan. Proses perancangan sistem pengukuran kinerja di divisi perencanaan dengan metode Analytic Network Process (ANP) dimulai dari penentuan tujuan strategis yang terbagi kedalam enam perspektif, yaitu perspektif keuangan dan pasar, perspektif pelanggan, perspektif produk dan layanan, perspektif proses bisnis internal, perspektif kepemimpinan, dan perspektif SDM yang diturunkan dari visi, misi PT. PLN (Persero) dan penentuan key performance indicators (KPI) dari masing-masing perspektif. Dari hasil perancangan Sistem Pengukuran Kinerja dengan metode Analytic Network Process (ANP) didapatkan 19 sasaran strategis dan 19 ukuran kinerja. Setelah itu dilakukan penentuan KPI dari masing-masing perspektif dan diperoleh 8 KPI, yaitu 1 sasaran strategis dan 1 KPI untuk perspektif keuangan dan pasar, 1 sasaran strategis dan 1 KPI untuk perspektif pelanggan, 2 sasaran strategis dan 2 KPI untuk perspektif produk dan layanan, 2 sasaran strategis dan 2 KPI untuk perspektif proses bisnis internal, 1 sasaran strategis dan 1 KPI untuk perspektif kepemimpinan, dan 1 sasaran strategis dan 1 KPI untuk perspektif SDM Bobot perspektif yang menjadi titik berat pengelolaan divisi perencanaan adalah perspektif pelanggan dengan bobot paling besar, yaitu 29% kemudian perspektif keuangan dan pasar memiliki bobot 25%, perspektif produk dan layanan memiliki bobot 19%, perspektif proses bisnis internal memiliki bobot 16%, perspektif kepemimpinan memiliki bobot sebesar 10%, dan perspektif SDM memiliki bobot sebesar 1%.