Abstrak


Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Biji Kapuk Randu


Oleh :
Apri Rokhmah Wahananingrum + Pravita Anatasia Anggraini - I8308019 - Fak. Teknik

Minyak nabati merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Salah satu sumber penghasil minyak nabati yang sangat potensial di Indonesia yaitu biji kapuk randu. Hal ini dikarenakan Indonesia adalah salah satu negara penghasil kapuk randu dan bijinya masih jarang dimanfaatkan. Biodiesel adalah senyawa metil ester yang dapat diperoleh dari proses transesterifikasi minyak nabati maupun esterifikasi asam lemak. Kualitas biodiesel yang baik dapat dilihat dari tingkat kejenuhan asam lemak yang tinggi. Untuk memperoleh biodiesel, minyak biji kapuk randu diasamkan dengan menggunakan metanol dan katalis H2SO4. Setelah itu, didiamkan selama 3 hari untuk mengendapkan kotoran, minyak di transesterifikasi dengan metanol dan katalis KOH. Kemudian didiamkan selama beberapa hari dan akan terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas berupa metil ester/biodiesel (berwarna keemasan), lapisan bawah adalah gliserol (berwarna coklat terang). Setelah itu, biodiesel dicuci dengan aquadest sebanyak 28% volume biodiesel kemudian sisa air diadsorbsi dengan silica gel. Karakteristik biodiesel yang dianalisis meliputi persentase kandungan asam lemak bebas dan asam lemak total yang ada di dalam biodiesel, selain itu juga dianalisis spesific gravity, viskositas kinematis, titik nyala/flash point, warna, titik tuang/pour point, copper strip corosion, CCR (Conradson Carbon Residue), bilangan penyabunan, angka setan (cetane number), angka asam, bilangan iod, dan kinerja dengan mesin diesel. Hasil analisis menunjukkan bahwa biodiesel yang dihasilkan secara umum telah memenuhi standar spesifikasi SNI 04-7182- 2006 dan ASTM. Selain itu dari uji mesin diesel, biodiesel yang dihasilkan lebih baik daripada solar murni.