Abstrak
Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata dan Orang Miskin Dilarang Sekolah Karya Wiwid Prasetyo (Kajian Intertekstualitas Dan Nilai Pendidikan)
Oleh :
Fitri Wulandari - K1207018 - Fak. KIP
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) struktur novel Laskar
Pelangi dan Orang Miskin Dilarang Sekolah; (2) persamaan dan perbedaan
struktur novel Laskar Pelangi dan Orang Miskin Dilarang Sekolah; (3) kajian
intertekstualitas antara novel Laskar Pelangi dan Orang Miskin Dilarang Sekolah;
dan (4) nilai pendidikan novel Laskar Pelangi dan Orang Miskin Dilarang
Sekolah.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan
menggunakan pendekatan intertekstualitas yang sebelumnya didahului dengan
pendekatan struktural. Sumber data adalah novel Laskar Pelangi dan Orang
Miskin Dilarang Sekolah. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik
purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik analisis
dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis mengalir. Teknik
validitas data yang digunakan adalah trianggulasi teori. Hasil temuan penelitian
dengan kajian intertekstualitas menunjukkan bahwa kedua novel tersebut: (1)
struktur kedua novel terdiri atas tema, sudut pandang, penokohan, latar, alur, dan
amanat; (2) persamaan struktur kedua novel tersebut berupa tema. Kedua novel
mempunyai tema yang sama yakni pendidikan. Amanat, kedua novel
mengamanatkan untuk berani bercita-cita dan berusaha keras mewujudkan cita-
cita tersebut. Terkait dengan alur, kedua novel menggunakan alur maju.
Penokohan dalam kedua novel memiliki persamaan yakni pada teknik
karakterisasi. Baik itu Laskar Pelangi maupun Orang Miskin Dilarang Sekolah
karakter tokoh tidak selalu digambarkan secara gamblang dan terperinci tetapi
dapat diketahui dari dialog antartokoh dan deskripsi pengarang secara langsung.
Secara fisiologis, tokoh utama dalam kedua novel memiliki jenis kelamin yang
sama yakni laki-laki (Ikal dan Faisal). Secara psikologis tercermin watak tokoh
utama yaitu berkemauan keras. Perbedaan kedua novel terletak pada sudut
pandang. Laskar pelangi menggunakan sudut pandang persona pertama “Aku”,
sedangkan Orang Miskin Dilarang Sekolah menggunakan sudut pandang
campuran. Latar cerita dalam novel Laskar Pelangi di Pulau Belitong, Sumatera
Selatan, sedangkan novel Orang Miskin Dilarang Sekolah berlatar di Semarang,
Jawa Tengah; (3) dari hasil kajian intertekstualitas dapat disimpulkan bahwa
novel Laskar Pelangi merupakan hipogram, sedangkan novel Orang Miskin
Dilarang Sekolah merupakan teks transformasi; dan (4) nilai pendidikan yang
terkandung di dalam novel Laskar Pelangi dan Orang Miskin Dilarang Sekolah
yaitu: nilai pendidikan religius, sosial, moral, dan kebudayaan.