Abstrak
Peranan Pura Mangkunegaran terhadap Pelestarian Benda-Benda Sejarah ( Studi tentang Museum Pura Mangkunegaran )
Oleh :
Heri Purnomo - K4407023 - Fak. KIP
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Sejarah berdirinya Pura Mangkunegaran, (2) Peninggalan-peninggalan sejarah yang perlu dilestarikan di Pura Mangkunegaran, (3) Usaha Pura Mangkunegaran dalam pelestarian dan Perawatan peninggalan-peninggalan sejarah, (4) Hambatan yang dihadapi Pura Mangkunegaran dalam pelestarian dan perawatan peninggalan-peninggalan sejarah dan upaya mengatasi hambatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang dipakai adalah informan, tempat dan peristiwa serta dokumen. Informan adalah orang yang dipandang mengetahui informasi mengenai situasi dan kondisi dasar penelitian. Sedang dokumen disini adalah dokumen yang relevan terhadap masalah yang diteliti yang didapatkan di perpuatakaan Rekso Pustoko Mangkunegaran. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui wawancara, observasi dan analisis dokumen. Wawancara dilakukan dengan tehnik bertanya dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Observasi dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang dipakai selama penelitian. Tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis data dengan model interaktif yaitu proses analisis data yang merupakan sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang saling berhubungan sebelum, selama dan sesudah data terkumpul. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan: (1) Pura Mangkunegaran berdiri setelah hancurnya Keraton Kartasura. Pendirinya adalah Raden Mas Said dengan gelar Pangeran Adipati Ario Mangkunegoro I pada tanggal 17 Maret 1757 sebagai hasil dari perundingan di Salatiga. Pura Mangkunegaran adalah setingkat kadipaten yang memiliki hak berdiri sendiri dan memiliki hak otonomi dibawah kedaulatan VOC.(2) Peninggalan-peninggalan sejarah yang perlu dilestarikan di Pura Mangkunegaran antara lain kereta kuda, arca logam, arca batu, peralatan dari logam, rantai atau kalung, potongan atau fragmen bangunan candi, pusaka-pusaka, topeng, tanda penghargaan, pakaian tari, wayang, kristal dan bangunan Pura Mangkunegaran sendiri.(3) Usaha yang dilakukan Pura Mangkunegaran adalah membentuk biro pariwisata Pura Mangkunegaran, mendirikan museum di Pura Mangkunegaran sejak tahun 1968.(4) Hambatan yang dihadapi Pura Mangkunegaran dalam pelestarian dan perawatan diantaranya adalah kurangnya dana atau finansial, yang kedua nilai kulturnya semakin hari semakin berkurang, nilai pengabdian dari abdi dalem semakin berkurang kerena terkontaminasi oleh budaya modern yang ada diluar Pura Mangkunegaran. Untuk mengatasi hambatan tersebut adalah pertama untuk mengatasi kurangnya dana, pihak Mangkunegaran bekerjasama dengan travel agent, pihak hotel, birokrat-birokrat pemerintah, melakukan promosi-promosi serta bekerjasama dengan sekolah-sekolah seperti STSI, SMKI. Kemudian mengajak pemerintah untuk bekerjasama, selain itu juga promosi lewat media-media, mengikuti pameran dalam event-event budaya. Untuk meningkatkan kultur nilai itu sendiri adalah setiap hari Rabu pihak Pura Mangkunegaran menggelar tabuhan gamelan dan latihan tari di Pendopo Pura Mangkunegaran.